Hard News

Wagub Heru Apresiasi BPBD dalam Menanggulangi Bencana

Hard News

14 Oktober 2017 17:24 WIB

FOTO: Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko saat memberi pengarahan sekaligus menutup Rakor Kesiapan Jawa Tengah Menghadapi Ancaman Bencana Banjir dan Tanah Longsor Musim Penghujan 2017-2018 di Wonosobo, Jumat (13/10/2017). (Dok Humas Jateng)

WONOSOBO, solotrust.com – Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko mengapresiasi kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah dalam mencegah dan menanggulangi bencana alam. Hal itu disampaikan Heru saat memberi pengarahan sekaligus menutup Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapan Jawa Tengah Menghadapi Ancaman Bencana Banjir dan Tanah Longsor Musim Penghujan 2017-2018, di Kantor BPBD Wonosobo, Jumat (13/10/2017) sore.

“Saya mengapresiasi kebersamaan internal BPBD, serta kegotongroyongannya dengan berbagai pihak dalam mencegah dan menanggulangi bencana,” ujar Heru, dikutip dalam resmi Pemprov Jateng.



Menurutnya, berbagai langkah dan upaya penanggulangan bencana memang harus dilakukan secara dini, lintas sektor, terpadu, dan terkoordinasi guna menghindari ataupun mengurangi korban jiwa, kerugian materi, serta kerusakan infrastruktur. Diperlukan kerja sama lintas sektor seperti TNI, Polri, hingga masyarakat.

“Dalam manajemen antisipasi, kita tidak bisa bergerak sendiri tapi butuh kerja sama dengan berbagai pihak, seperti TNI, Polri, PMI, BMKG, dan masyarakat. Manajemen antisipasi bencana juga dibutuhkan agar saat terjadi bencana kerugian materi maupun korban jiwa dapat ditekan,” urainya.

Selain itu, Heru juga menekankan pentingnya edukasi dan pemahaman kepada masyarakat terkait kebencanaan. Sehingga kalaupun tidak bisa menghindari bencana, setidaknya dapat mengurangi korban jiwa maupun kerugian materi dan kerusakan infrastruktur.

“Mengedukasi masyarakat supaya tidak mendirikan rumah di kawasan tebing atau daerah rawan bencana longsor, meningkatkan kewaspadaan saat hujan turun deras. Kita tingkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat terkait penanggulangan bencana,” terang Wagub.

Pihaknya selalu mengarahkan agar BPBD selalu aktif memberikan informasi terkini ketika terjadi bencana, bahkan hingga ke tinggkat desa. Selain itu BPBD juga diimbau agar memaksimalkan peran media dalam menyebarkan informasi mengenai kebencanaan kepada masyarakat.

“Jika terjadi banjir besar, BPBD segera hubungi bupati untuk mengeluarkan SK penanganan bencana. Sebarkan nomor posko masing-masing BPBD ke tingkat desa, juga semua media agar dapat tersebar ke masyarakat,” harapnya.

Dari data yang terhimpun, 32 kabupaten/kota di Jawa Tengah (91,42%) merupakan daerah rawan bencana banjir, sementara 29 kabupaten/kota (82,85%) rawan bencana longsor. Bahkan ada pula beberapa kabupaten/kota yang tidak hanya rawan dengan bencana banjir dan longsor, tetapi juga bencana tsunami, gunung berapi, gas beracun, puting beliung, dan gempa bumi.

 

(way)

(Redaksi Solotrust)