Serba serbi

Film Indonesia Raih Penghargaan Asia Pasific Screen Awards 2017

Musik & Film

24 November 2017 15:14 WIB

Kamilia Andini lewat “The Seen and Unseen” Menang Asia Pasific Screen Awards 2017 (dok. Instagram @kamilandini)

SOLO, solotrust.com - Ajang penghargaan bagi insan film lingkup Asia Pasifik, Asia Pasific Screen Award (APSA) memasuki tahun ke-11. Berlangsung di Brisbane, Australia, Kamis (23/11/2017), film karya anak negeri menjadi salah satu pemenangnya.

Kamilia Andini, Gita Fara, Ifa Isfansyah, dan Garin Nugroho sebagai produser berhasil memenangkan satu penghargaan dalam kategori “Best Youth Feature Film” melalui film berjudul “The Seen and Unseen”.



Mereka berhasil unggul atas film lain dari berbagai negara yakni “Big Big World (Koca Dunya)” dari Turki, “Jasper Jones” dari Australia, “The Skier (Ski-Baz)” dari Iran, dan “The Summer is Gone (Ba Yue)” dari Cina.

Melalui Instagramnya, Kamilia Andini mengunggah dirinya yang sedang membawa piala APSA mewakili teman-temannya.

Gak percaya malam ini terjadi, ini piala kedua saya dari Asia Pacific Screen Awards. Tahun 2012 pertama kalinya untuk The Mirror Never Lies, dan sekarang untuk The Seen and Unseen. Terima kasih untuk semua, semua crew and cast untuk kerja kerasnya….," tulis Dini begitu ia akrab disapa melalui akun @kamilandini.

“The Seen and Unseen bercerita bahwa pada suatu hari di kamar rumah sakit, seorang gadis berusia 10 tahun bernama Tantri menyadari bahwa dia tidak memiliki banyak waktu lagi dengan kembaran laki-lakinya, Tantra. Tantra sedang kehilangan kesadaran dan sepertinya akan segera mati.

Untuk membantu mengatasi kenyataan yang menyakitkan itu, Tantri kemudian mengasingkan diri pada sebuah “dunia mimpi” yang memikat. Dunia yang menjadi semacam tempat bermain bagi dia dan saudara kembanya. Di bawah cahaya bulan purnama, Tantri menari tentang perasaannya. Dia mengalami sebuah perjalanan magis dan hubungan emosional melalui ekspresi tubuh, antara kenyataan dan imajinasi, antara duka cita dan harapan.

APSA adalah sebuah acara kebudayaan Internasional yang digelar oleh Dewan Kota Brisbane, Australia untuk menghormati dan mempromosikan film-film, aktor-aktor, sutradara-sutradara, dan budaya-budaya di kawasan Asia Pasifik kepada dunia internasional . Selain itu, APSA juga digelar untuk mewujudkan niat UNESCO untuk menyajikan budaya-budyaa respektif melalui media film. APSA mengambil karya-karya para pembuat film di lebih dari 70 negara dan kawasan di wilayah Asia Pasifik untuk disuguhkan kepada penonton internasional.

Pertama kali diadakan tahun 2007, para pemenang di ajang ini ditentukan juri-juri  internasional. Pemenang didasarkan pada kesempurnaaan sinematik dan cara mereka menyuguhkan asal muasal kebudayan mereka masing-masing.

Selamat! Maju terus perfilman Indonesia!

 

(Lin-way)

(Redaksi Solotrust)