Hard News

Fakta-fakta Kanker Payudara dan Serviks Menurut Artis Lula Kamal

Jateng & DIY

15 Desember 2017 22:15 WIB

Artis Lula Kamal berbicara dihadapan Ibu ibu di Pendopo Sumonegaran Sragen, Juma (15/12) dalam seminar tentang Kanker Serviks, menyambut Peringatan Hari Ulang Tahun Dharma Wanita. (Solotrust.com/Saf)

SRAGEN, solotrust.com -  Pembicara Nasional dalam Seminar Hari Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Sragen dr. Lula Kamal menyatakan, secara nasional kanker Serviks menduduki peringkat ke dua dibawah kanker payudara. Hal yang memperihatinkan kanker tersebut menyerang kaum hawa.
 
”Nomor dua Kanker serviks  peluang penderitanya semua perempuan, kalau kanker payudara, peluangnya 99 persen perempuan dan 1 persen laki-laki,” tuturnya.
 
Kanker Serviks menjadi salah satu momok bagi kaum hawa. Kanker yang disebabkan virus ini berada di urutan ke dua setelah kanker Payudara. Salah satu upaya pencegahan yakni dengan menjalani Pap Smear maupun tes Inpeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
 
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen terjadi peningkatan dalan IVA test soal kanker serviks. Dari pemeriksaan 2016 terdapat 59 IVA positif. Sedangkan 2017 terdapat 305 IVA positif.   
 
Lula Kamal  menyampaikan semua perempauan yang pernah berhubungan suami istri tetap beresiko terkena kanker serviks. Walau suami tidak berhubungan dengan wanita lain. Dia menyampaikan untuk pencegahan harus dilakukan pap smear, tes IVA dan vaksinasi.
 
Dia menyampaikan masih ada peluang sembuh jika sudah diketahui sejak stadium awal. ”Bisa disembuhkan jika masuk stadium awal, tapi sulit jika masuk stadium lanjut tingkat tinggi,” terangnya.
 
Public figure ini menyampaikan sebenarnya di luar negeri kanker serviks sudah bukan momok utama. Pasalnya beberapa negara sudah menerapkan vaksinasi pada perempuan. Namun di Indonesia sempat ada rencana tersebut, tapi ada sejumlah pihak yang menolak.
 
Pihaknya mengakui secara umum untuk tes IVA ini banyak yang enggan. Faktor utama lebih pada ketakutan dari diri sendiri. Dia menghimbau bagi perempuan yang sudah berhubungan seksual untuk tes IVA. Karena banyak kasus kecolongan karena mengabaikan dari awal.
 
 ”IVA banyak ibu-ibu yang sungkan, namun ini gratis. Kita tidak mengharapkan ada gejala,  Kalau ada gejala, berarti sudah stadium berarti sudah stadium dua keatas. Untuk  gejala sudah parah seperti  buang air kecil sakit, pendarahan tidak pada seharusnya,” jelasnya.
 
Sementara Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan partisipasi perempuan Sragen masih mengecewakan dalam hal Tes IVA. Seperti tes IVA yang dilakukan untuk ASN, dari target 500, hanya mencapai 100 orang yang bersedia. Pihaknya menyampaikan banyak faktor, namun yang utama karena ketakutan diri sendiri.   
 
”Pemerintah sangat konsen dalam hal ini, setidaknya 10 Puskesmas sudah menyediakan untuk mengikuti ter IVA, selain itu dari DKK, PKK dan Dharma Wanita terus menggerakkan kadernya mengajak tes IVA,” bebernya.
 
Sedangkan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sragen E. Tyas Damai Tatag Prabwanto menyampaikan sesuai instruksi dari pusat, dilakukan tes IVA serentak pada Oktober lalu. Dia mengatakan hasilnya masih ada yang positif, namun pada stadium awal.
 
”Masih ada yang positif, tahap stadium awal. Kita bantu, tangani, jika tidak bisa kita rujuk ke Solo. Dari target peserta 250 orang, tercapai yang ikut 200 ortang. Hasilnya  positif kanker serviks 14 orang, kanker payudara 3 orang,” ujarnya.
 
Tyas Damai menyampaikan banyak perempuan yang masih takut. Namun sudah dijelaskan penyebabnya karena virus. Dia menyebut pemeriksaan IVA berjaring dengan BPJS. Jika ada yang positif akan dampingi sampai selesai
 
Dia menjelaskan dalam kegiatan ini Hadirsetiap unsur pelaksana darma wanita dan organisasi wanita sekitar 400 peserta.  Dia menyampaikan kegiatan ini HUT DWP kali ini bertema ”Pengembangan kualitas Istri ASN menuju ketahanan Keluarga”. Selain seminar ini, juga telah dilaksanakan kegiatan lainnya seperti bhakti sosial, donor darah dan sebagainya. (Saf-A)

(redaksi)