Presiden RI Prabowo Subianto menaiki kendaraan taktis Maung menuju Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas) untuk menghadiri Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI), Minggu, 5 Oktober 2025. (Foto: BPMI Setpres)

JAKARTA, solotrust.com - Anggota Komisi VII DPR RI Yoyok Riyo Sudibyo mendukung langkah Presiden RI Prabowo Subianto yang aktif memromosikan Maung Pindad sebagai produk unggulan industri dalam negeri. Ia menilai langkah ini merupakan bukti keseriusan pemerintah membangun kemandirian industri nasional.

"Langkah Pak Prabowo untuk memromosikan Maung Pindad perlu diapresiasi. Ini contoh nyata keberpihakan terhadap produk dalam negeri, bukan sekadar slogan. Kita perlu mendorong industri lokal seperti ini,” kata Yoyok Riyo Sudibyo dalam keterangan tertulisnya kepada Parlementaria, Senayan, Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Seperti diketahui, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya kebanggaan terhadap produk dalam negeri, salah satunya melalui kendaraan taktis Maung Pindad. Dalam rapat kabinet paripurna di Istana Negara, 20 Oktober lalu, Kepala Negara menyampaikan rasa bangganya karena Indonesia kini mampu memproduksi jip buatan sendiri.

Presiden berkelakar sudah lama tak menikmati naik Alphard karena lebih sering menggunakan Maung Pindad yang kini juga digunakan para perwira saat meninjau pasukan. Ia menyebut hal itu sebagai bentuk nyata kemandirian dan kebanggaan nasional.

Dalam kesempatan itu, Prabowo Subianto meminta para menteri menggunakan Maung Pindad sebagai kendaraan dinas agar pejabat memberi contoh nyata dalam mencintai dan mendukung produk buatan Indonesia.

Terkait hal itu, Yoyok Riyo Sudibyo setuju selama memang tak mengganggu anggaran negara dan dilakukan secara transparan.

"Kalau menteri-menteri diminta pakai Maung, saya dukung penuh asal anggarannya tersedia dan prosesnya terbuka. Justru bagus kalau pejabat memberi contoh nyata dalam mencintai produk dalam negeri,” ucapnya.

Kendati begitu, Yoyok Riyo Sudibyo mengingatkan agar promosi Maung Pindad tak hanya berhenti pada seremonial, namun diwujudkan dalam bentuk dukungan konkret. Ia menyinggung pengalaman sebelumnya ketika proyek mobil Esemka sempat dibangga-banggakan, namun gagal berkelanjutan.

“Asal kita jangan terjebak euforia seperti Esemka dulu. Ramai dibicarakan, tapi akhirnya zonk. Maung Pindad harus dijaga agar tidak bernasib sama, harus diproduksi massal, dipakai luas, dan punya pasar yang jelas,” tegas Yoyok Riyo Sudibyo.