Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Boyolali melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke proyek pembangunan Jembatan Kiringan-Ngargosari, Selasa (28/10/2025)
BOYOLALI, solotrust.com - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Boyolali melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke proyek pembangunan Jembatan Kiringan-Ngargosari, Selasa (28/10/2025). Dalam kunjungan itu, dewan menemukan adanya deviasi perkembangan pekerjaan sebesar 12,967 persen dari target seharusnya.
Sekretaris Komisi III DPRD Boyolali, Triyono, mengatakan proyek menelan anggaran hampir Rp4,5 miliar itu seharusnya sudah menunjukkan kemajuan signifikan. Sementara kondisi di lapangan menunjukkan perkembangan belum sesuai rencana.
“Harusnya di bulan ini pengerjaan sudah mencapai target, namun di lapangan progress-nya belum tercapai,” kata Triyono seusai sidak.
Menurutnya, sebagian metode pekerjaan seperti penggunaan batu dan beton memang sudah dilakukan, namun pelaksanaannya dinilai lambat sehingga menyebabkan keterlambatan. Perbedaan antara perencanaan awal dan pelaksanaan di lapangan juga menjadi kendala utama.
“Sebelum konstruksi dimulai harusnya ada perencanaan matang, tapi di lapangan gambar rencana sering berubah. Misalnya di awal tidak ada bore pile, tapi sekarang ditambah fondasi tiang. Itu mengubah rencana dan memperlambat pekerjaan,” jelas Triyono.
Komisi III merekomendasikan agar pelaksana proyek menambah jumlah pekerja dan mempercepat metode kerja. Dewan juga menyoroti masih adanya pekerja tak menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Boyolali, Joko Prasetyo, menjelaskan perkembangan proyek per 28 Oktober 2025 seharusnya mencapai 44,443 persen, namun realisasi baru 31,476 persen dengan deviasi 12,967 persen.
“Deviasi sudah lebih dari sepuluh persen, jadi masuk kategori Show Case Meeting (SCM) 1. Setelah itu akan diterbitkan Surat Peringatan (SP) 1. Kami sarankan pekerja ditambah dan jika cuaca memungkinkan bisa lembur,” ujarnya. (jaka)
