Hard News

Lurah Sumber Bangga Potensi Seni dan Budaya Warganya

Jateng & DIY

26 Agustus 2018 18:32 WIB

Penampilan Tari Payung dari warga Kelurahan Sumber dalam Malam Pentas Seni HUT Ke-73 RI, di Halaman Kelurahan Sumber, Sabtu (25/8/2018) malam. (solotrust.com/adr)

SOLO, solotrust.com - Lurah Kelurahan Sumber, Dwi Listyorini, MM, tidak bisa menyembunyikan rasa bangganya terhadap potensi seni dan budaya yang dimiliki warga di wilayah Kelurahan Sumber. Hal itu diungkapkannya saat mengadiri Malam Pentas Seni Kelurahan Sumber, Sabtu (25/8/2018) malam.

"Saya bangga sekali dengan masyarakat sumber karena lima budayanya, gotong royong, memiliki, merawat, menjaga dan mengamankan, sangat dilaksanakan oleh masyarakat sumber, beberapa juga ada yang juara, seperti paduan suara forum anak sumber dan tarian solo menyapu," ujar Dwi



Atas rasa bangganya, Dwi selalu meminta setiap Malam Pentas Seni peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia untuk menampilkan potensi seni dan budaya warga Sumber. Tidak hanya itu, potensi itu juga ditampilkan dalam kemasan Grebeg Sumber Panguripan.

"Masyarakat Kelurahan Sumber begitu kaya akan potensi seni dan budaya, sehingga setiap tahun pada peringatan HUT RI selalu kita tampilkan potensi yang ada di RT RW, pokoknya semua potensi warga ditampilkan dan dikirab," katanya.

Untuk menunjang pelestarian kesenian dan budaya, kata Dia, kelurahan juga menyediakan sebuah gedung kesenian yang terletak satu kompleks di Kelurahan Sumber.

"Untuk rutinitas mereka kita sediakan gedung kesenian, di mana gedung itu bisa dimanfaatkan warga untuk berlatih, seni, gamelan, karawitan hadrah, keroncong, tari-tarian dan lain sebagainya, warga bisa memanfaatkannya, sehingga potensi ini dapat lebih berkembang dan berjalan lancar," ujarnya.

Saat disinggung mengenai tantangan seni dan budaya pada generasi muda di era globalisasi saat ini, Dwi mengaku akan terus berupaya menggemakan budaya-budaya lokal maupun nasional di tengah kemajuan informasi dan teknologi, dirinya mengimbau masyarakat agar bijak memanfaatkan kemajuan teknologi.

"Tapi kalau gamelan dibikin elektrik semacam itu atau jika ada e-gamelan saya kurang setuju, gamelan ya harus di-tuthuk beneran, namun dengan IT bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi-informasi di daerah lain, bisa mengeksplore seni dan budaya," tandas Dwi.

Dwi berharap dengan terus mengekpose potensi seni dan budaya di wilayahnya dapat lebih menambah semangat dan rasa bangga para pelaku seni, di samping itu diharapkan dapat memacu dan memicu warga lain untuk terlibat dalam pelestarian seni dan budaya Indonesia.

"Kita harus menghargai mereka mengekpose potensi mereka, memfasilitasi mereka, sehingga mereka lebih semangat juga bangga akan potensinya, apalagi diterima masyarakat yang lain dan menggugah masyarakat lain agar terpicu dan terpacu untuk turut melestarikan seni dan budaya yang ada," tutup Dwi.

(wd)