SOLO, solotrust.com - PT Yasa Patria Perkasa selaku pelaksana proyek Flyover Manahan menyebut rencana Pemkot Surakarta untuk mengurangi lebar dinding pengaman (parapet) sulit terealisasi.
Site manager PT Yasa Patria Perkasa Ari Wahyudi menuturkan bahwa desain parapet yang ada saat ini sudah memenuhi standar dan secara teknis tidak bisa diubah lebarnya.
Pihaknya justru menilai, lajur penggabungan arus dari Jalan MT Haryono dan Jalan Adi Sucipto yang terdapat di sisi utara jalan layang itu tidak begitu sempit.
"Desain lebar parapet sudah mengacu pada standarnya termasuk standar keselamatan pengguna jalan, lebar parapet 0,5 meter di masing-masing sisi flyover itu sudah sesuai standar," terang Ari kepada wartawan, Rabu (10/10/2018).
Sebelumnya, hal itu diupayakan Pemkot sebagai upaya pemecah potensi penumpukan kendaraan di sisi tersebut dengan mengoptimalkan lebar lajur. Jika semula lebar parapet didesain berukuran 0,5 meter di masing-masing sisi jalan, Pemkot menghendaki agar parapet dipersempit menjadi 0,2 meter.
Pelaksana proyek juga mengaku telah berkonsultasi bersama sejumlah pemangku kepentingan terkait kemungkinan pengurangan lebar parapet itu.
"Misal nanti diubah, ada hal lain juga harus ikut diubah, termasuk persetujuan perubahan desain itu, akan memakan waktu," ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta Hari Prihatno menyampaikan, pihaknya bakal memaksimalkan simulasi manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL).
"Kami perlu simulasi untuk memastikan kondisi nyata di sejumlah ruas jalan. Termasuk di lajur penggabungan arus di sisi utara jalan layang Manahan," ungkapnya.
Hari menyebut potensi penumpukkan kendaraan di atas flyover juga dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya aktivitas parkir on street di Jalan Doktor Moewardi.
"Nanti akan kami evaluasi skema MRLL yang sudah disusun sebelumnya. Pokoknya selesai flyover dibangun simulasi jalan dulu," tutur dia. (adr)
(way)