Hard News

Solidaritas Pekerja Lintas Sektor Solo Raya Gelar Tumpengan Keselamatan Bangsa

Jateng & DIY

24 Maret 2019 20:03 WIB

Pemotongan tumpeng yang dibarengi bentangan aspirasi pekerja lintas sektor Solo Raya kepada pemarintah di di Asrama Pekerja Wanita, Kantor Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Surakarta, Kepatihan Wetan, Jebres, Solo, pada Sabtu (23/3/2019) malam.

SOLO, solotrust.com - Ratusan warga Solo Raya yang tergabung dalam Solidaritas Pekerja Lintas Sektor Solo Raya menghadiri tumpengan keselamatan bangsa dan doa bersama di Asrama Pekerja Wanita, Kantor Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Surakarta, Kepatihan Wetan, Jebres, Solo, pada Sabtu (23/3/2019) malam.

Tumpengan keselamatan bangsa dan doa bersama itu bertujuan untuk mendoakan bangsa dan negara Indonesia agar rakyat semakin sejahtera, khususnya kaum buruh dan pekerja swasta. Di balik itu, kini bangsa sedang dihadapkan dengan panasnya tensi dalam segmentasi pilihan politik. Sehingga melalui ujub doa tumpengan ini diharapkan dapat tumbuh perdamaian.



"Negara kita kan sedang panas-panasnya pertarungan politik, apalagi 25 hari jelang Pilpres, serangan hoaks, fitnah dan hasutan kebencian semakin merajalela di sosial media, intinya kita mendoakan bangsa Indonesia, agar pesta demokrasi berjalan dengan baik tanpa halangan apapun, dan rakyat kecil sejahtera," kata Haryo Pintoko selaku ketua panitia saat ditemui solotrust.com di sela acara.

Dirinya tidak ingin solidaritas pekerja lintas sektor di Solo Raya yang sudah terbangun rukun dapat runtuh hanya karena berbeda pandangan politik. Mereka terdiri dari perajin alat musik, kayu, triplek, tekstil, sektor industri, buruh, garmen, kayu lapis dan sebagainya berasal dari wilayah Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri dan Sragen.

"Sebisa mungkin kita semua bersaudara, bukan karena beda pilihan lantas jadi terpecah belah, apalagi kaum buruh dan pekerja," ujarnya

Bersamaan pada saat dilakukan pemotongan tumpeng usai doa bersama, sejumlah pekerja turut membentangkan kertas berisi tulisan bernada aspirasi yang ditujukan bagi pemerintah.

Mereka mendesak kepada pemerintah terkait isu ketenagakerjaan atas keluaranya peraturan pemerintah (PP) nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan agar dicabut, selain itu, mereka meminta sistem kerja kontrak dan outsourcing dihapuskan karena dianggap tidak berpihak pada kaum pekerja. PP tersebut ditandatangani Presiden Jokowi pada 23 Oktober lalu.

"Kami semua yang hadir di sini sepakat mendukung Jokowi, tapi kami juga memiliki aspirasi, jika PP78/2015 dicabut kami tambah semangat mendukunh Jokowi," kata dia.

Oleh sebab itu, ratusan pekerja lintas sektor dari wilayah Solo Raya itu rela berkumpul malam hari di tengah cuaca yang sedang turun hujan, mereka bersatu berkumpul menyuarakan keyakinan terhadap Joko Widodo dapat menelurkan kebijakan solutif bagi kaum pekerja agar tidak lagi merasa "tercekik" melainkan merasakan kesejahteraan.

"Kita ingin bekerja dengan tenang, tidak perbulan, pertahun, bisa kerja jika dikontrak lagi tapi kalau tidak kan kasihan, sistem outsourcing hanya membuat kami was-was," ungkap dia.

Haryo mewakili pekerja lintas sektor Soloraya berharap calon presiden petahana Jokowi bersama pasangannya Ma'ruf Amin dapat merealisasikan aspirasi mereka jika menang dalam Pemilu 2019, 17 April mendatang. Ia meyakini di tangan dingin Jokowi bangsa dan negara akan lebih maju dan sejahtera.

"Kami semata-mata ingin memperjuangkan nasib teman-teman pekerja, kita awali dari Solo untuk Indonesia, kami percaya dengan pak Jokowi, pengalaman beliau, dan realita beliau dalam membangun negara, kami tidak butuh janji-janji manis belaka, kita orang kecil, kita butuh pemimpin negara yang riil menyentuh kami," pungkas pengusaha batik itu. (adr)

(wd)