Pend & Budaya

UNS Luncurkan Prodi Pengelolaan Hutan, Permintaan Menteri LHK Siti Nurbaya

Pend & Budaya

8 September 2019 07:58 WIB

Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho memukul gong tanda peluncuran Prodi Pengelolaan Hutan di Aula Fakultas Pertanian (FP) UNS, Jumat (6/9/2019).


SOLO, solotrust.com - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memiliki Program Studi (Prodi) baru yakni Prodi Pengelolaan Hutan. Prodi tersebut baru saja dilaunching oleh Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho di Aula Fakultas Pertanian (FP) UNS, Jumat (6/9/2019) yang ditandai dengan pemukulan gong sebanyak lima kali.



Baca: Bandara Adi Soemarmo Raih Penghargaan dari ACI

Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Bambang Supriyanto, Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah  Sri Puryono Karto Soedarmo, serta Komisaris Bank Mandiri sekaligus mantan Jaksa Agung Muda, Prof.  Widyo Pramono turut menyaksikan peluncuraan Prodi Pengelolaan Hutan.

Usai peluncuran Prodi Pengelolaan Hutan, acara dilanjutkan dengan kuliah umum dengan tajuk "Masa Depan Kehutanan Indonesia", Dekan FP UNS, Prof. Samanhudi menyampaikan, bahwa Prodi Pengelolaan Hutan UNS merupakan salah satu Prodi yang spesial.

“Sebab, kehadiran prodi Pengelolaan Hutan merupakan permintaan langsung dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar,” tuturnya dalam sambutan.

Kata Samanhudi, Prodi Pengelolaan Hutan lahir secara khusus atas permintaan Menteri LHK pada saat penyerahan lahan hutan Bromo seluas 125 hektare di Kabupaten Karanganyar, kepada UNS sebagai kawasan hutan daerah tujuan khusus dan sebagai hutan pendidikan serta pelatihan.

Sementara itu Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho menjelaskan, pendirian Prodi Pengelolaan Hutan FP UNS secara resmi tertuang dalam Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 1131/KPT/I/2018 tertanggal 18 Desember 2018 lalu.

Rektor berharap, agar UNS sebagai institusi pendidikan mampu melihat permasalahan pengelolaan kehutanan di Indonesia dengan perspektif yang berbeda dalam era teknologi informasi yang sangat pesat ini, sebab pengelolaan hutan tidak dapat dilepaskan dari peran serta masyarakat.

Prof. Jamal optimis kehadiran Prodi Pengelolaan Hutan dapat memberikan pendidikan ecotourism kepada masyarakat yang ada di kawasan perhutanan. Hal tersebut dimaksudkan sebagai respon atas perkembangan teknologi informasi dalam perkembangan revolusi industri 4.0.

"Pengelolaan hutan tidak dapat dilepaskan dari inovasi perubahan pola pikir masyarakat," jelas Prof. Jamal.

Jamal menambahkan, pada seleksi penerimaan mahasiswa baru tahun 2019, kuota 50 kursi yang disediakan pada Prodi Pengelolaan Hutan, terisi 45 mahasiswa.

Baca: Para Barber di Boyolali Tak Ingin Dipandang Sebelah Mata

“Capaian tersebut tentu dapat dikatakan menggembirakan untuk sebuah Prodi baru. Sebab, ketertarikan calon mahasiswa baru pada Prodi Pengelolaan Hutan diharapkan dapat mencetak lulusan-lulusan yang berkompeten di bidang pengelolaan hutan, khususnya bidang perhutanan sosial,” pungkas Rektor. (adr)

(wd)