Serba serbi

Atlet NPC Indonesia Tatap Kejuaraan di Australia, INAS Global Games dan World Shooting Para Sports

Olahraga

9 Oktober 2019 21:24 WIB

Atlet NPC Indonesia yang akan berangkat dalam kejuaraan di Australia, di Kantor NPC, Kentingan, Jebres, Solo, Selasa (8/10/2019).

SOLO, solotrust.com – Sebanyak 18 atlet National Paralympic Committe (NPC) Indonesia bakal berlaga dalam kompetisi INAS Global Games di Kota Brisbane, Australia 12-19 Oktober 2019, mereka diberangkatkan Kamis (10/10/2019) lusa dan akan bertemu dengan kontingen dari ratusan negara lain.

INAS Global Games menaungi atlet Tuna Grahita, Dari 9 cabang olah raga yang dipertandingan dalam INAS Global Game, NPC Indonesia hanya mengirimkan tim untuk mengikuti 3 cabang olah raga meliputi renang, atletik dan tenis meja. Sementara itu, NPC Indonesia memayungi Tuna Grahita, Tuna Daksa dan Tuna Netra.



 “Kejuaran Dunia ini International Federation yang mengampu Tuna Grahita, atlet IQ dibawah 75, atlet down syndrome, dan atlet autisme berat. Tapi NPC hanya mengirimkan atlet IQ di bawah 75, kenapa ? karena hanya itulah yang dipertandingkan untuk Paralympic Tokyo 2020. INAS global game kalau hasilnya bagus akan mendukung ke Paralympic, hasilnya juga bisa untuk try out menambah pengalaman, untuk Asean Para Games Filipina 2020, yang kita kirim memang atlet unggulan kita,” ujar Presiden NPC Indonesia Senny Marbun kepada solotrustcom di Kantor NPC, Kentingan, Jebres, Solo, Selasa (8/10/2019)

Wakil Sekretaris Jendral NPC Rima Ferdianto, menuturkan, tahapan seleksi dalam kualifikasi INAS Global game tidaklah mudah, dilakukan sertifikasi kepada atlet yang prosesnya memakan waktu hingga 6 bulan dengan menyelidiki informasi latar belakang, pendidikan, tes IQ, setelah 6 bulan assesment itu baru mendapatkan nomor.

 “Yang berhasil lolos minimum kualifikasi atlet jumlahnya 18 terdiri, dari 8 atlet atletik (lari, lempar dan lompat), 4 atlet tenis meja dan 6 atlet renang, Total kontingen NPC 35 orang, yang 17 official, kontingen diketuai pak Sapta Kunta Purnama, wakilnya Febriani Fajar Ekawati,” ungkapnya.

“Di renang kita pengen cari poin dari rangking poin kalau memenuhi limit bisa punya kans ke Paralympic Jepang, selama ini yang sudah lolos ke Paralympic ada 4 atlet, kita harap mudah-mudahan yang INAS ini menembus poin menambah kontingen atlet ke Paralympic jadi renangnya lebih jadi 4, yang kita kirim ke INAS, yang sudah pasti lolos baru Suci Indriani,” lanjut dia.

Pihaknya tidak menargetkan muluk-muruk perolehan medali, yang pasti atlet NPC menampilkan kekuatan semaksimal mungkin.

“Untuk target kita belum bisa membaca kekuatan karena ini seluruh atlet dunia, tapi kita punya kans bagus di atletik, sedangkan di renang dan tenis meja peringkat tertinggi dunia maju semua jadi agak ketat,” ucapnya.

Di samping INAS Global Game, NPC juga telah menyiapkan atlet untuk ajang Kejuaraan Dunia World Shooting Para Sport 11-18 Oktober 2019 yang juga diselenggarakan di Australia, namun untuk ajang ini berada di Kota Sydney.

“Dari puluhan atlet menembak yang kita punya, kita ada 3 atlet yang memenuhi (MQS) minimum qualification score klasifikasi menembak untuk tembus ke Paralympic, mereka adalah Bolotrianto, Ridwan dan Hanik, mereka ikut kejuaraan internasional kemarin hasilnya bagus jadi berhak mengikuti kejuaraan dunia yang hasilnya nanti apabila memenuhi peringkat tertentu akan langsung otomatis lolos ke Paralympic,” kata dia.

“Jadi kalau menembak kita memang diundang, karena memang memiliki poin ke Paralympic Tokyo Jepang, tapi ini melengkapi, kalau semakin bagus semakin bisa mendapatkan kesempatan ke Jepang, kalau hasilnya jelek bisa saja malah nggak jadi, minimal 1 atau 2 syukur ketiganya lolos ke Paralympic 2020,” imbuhnya

Senny menjelaskan, ada problematika dalam ajang menembak di mana alat - alat yang purna dari Jakarta Asian Para Games 2018 lalu harusnya masuk ke Solo karena milik NPC, malah Shooting Scoring System (SIUS) itu masih ditahan di Perbakin.

“SIUS-nya elektronik skoring. Karena kita juga butuh untuk latihan, kalau latihan tanpa alat itu cuma pakai target-target aja nggak mungkin kepegang, kita sangat mengharapkan SIUS itu biar kita bisa mengikuti kemajuan olah raga menembak secara internasional, menilainya lebih akurat langsung komputer yang menilai lebih akurat penilaiannya, biar ada tawaran bargaining apa yang harus kita lakukan, saya juga akan bicara ke Presiden Jokowi nanti kalau diundang saat pelepasan atlet asean para games 2020 ke Filipina di Istana Negara,” jabar dia.

Sementara itu, satu event lagi Kejurnas 2019 diselenggarakan di Kota Solo pada 23 hingga 28 Oktober mendatang, efektif pertandingan pada 25 – 27 Oktober, tujuannya untuk mencari bibit baru, usia pelajar akan diikutkan masuk dalam SKO (sekolah khusus olah raga) disabilitas, sementara bagi usia senior bisa menjadi tim pelapis asean para games Filipina.

“Ada 7 cabang olah raga yang dipertandingkan seperti tenis meja, atletik, renang, angkat berat, renang, boccia, basket, biar SKO nya terisi terus, agenda NPC harus melaksanakan Kejurnas setiap tahun, ini terbuka untuk segala usia, provinsi kami harap kirimkan atlet terbaik mereka, atlet pelatnas nanti juga boleh turun, jadi kita bisa temukan bibit-bibit baru, muncul atlet luar biasa kita pertimbangkan ke ajang lebih tinggi, kita siap tanggung 900 atlet dan official, ada yang mengirim lebih akomodasi ditanggung sendiri, akmodasi mayoritas di Lor In dan tenis meja di Best Western, venue pertandingan nanti salah satunya di GOR UNS, dan tenis meja antara Hartono Mall atau Hartono Trade Centre, ” ujarnya.

Ia menambahkan, untuk ajang Asean Para Games Filipina 2020 NPC Indonesia pertama kalinya menerjunkan full team 300 atlet untuk 16 cabang olah raga yang dipertandingkan karena kita target juara umum.

“Jadi kita ikut di semua nomor meskipun ada nomor-nomor baru, kita baru belajar tahun ini kita tetap ikut agar siap untuk ajang berikutnya, seperti Paratiatlon dan blind judo ada 4 negara, target kita 100 emas untuk menjadi juara umum, nanti kan ada sekitar  450 - 500 nomor event, jadi 100 itu aman untuk jadi jauara umum,” pungkasnya. (adr)

(wd)