Pend & Budaya

Permainan Kelereng Menembus Zaman

Pend & Budaya

18 Oktober 2019 20:04 WIB

Gundu atau kelereng telah ada sejak zaman Mesir Kuno sekitar 3000 SM.

Solotrust.com- Banyak orang sudah tidak asing lagi dengan permainan kelereng. Permainan ini sering dilakukan anak – anak kecil terutama anak laki - laki pada zaman dahulu. Akan tetapi pamor dari permainan kelereng ini mulai memudar seiring dengan kemajuan zaman. Namun tahukah sejak kapan kelereng itu ada dan asal mula pertama kali kelereng ada?

Dirangkum dari berbagai sumber, permainan kelereng pertama kali ada di zaman Mesir kuno sekitar 3000 SM. Bentuk kelereng pada zaman itu masih terbuat dari batu atau tanah liat. Sementara itu kelereng tertua disimpan dan menjadi koleksi The British Museum yang berada di kota London Inggris. Kelereng tertua itu diketemukan sekitar tahun 2000 – 1700 SM di daerah Kreta pada situs Minoan of Petsofa.



Kemudian sejarah mulai mencatat perkembangan permainan kelereng mulai dimainkan oleh masyarakat luas ketika memasuki masa zaman Romawi. Di masa ini kelereng menjadi bagian dari festival Saturnalia yang diselenggarakan di saat menjelang perayaan Natal. Pada perayaan festival itu masing – masing orang memberikan biji – bijian satu kantung yang digunakan sebagai kelereng untuk tanda persahabatan.

Salah satu penggemar permainan kelereng ialah Octavian atau lebih dikenal dengan nama Kaisar Agustus. Pada masa ini permainan kelereng mulai diberlakukan aturan – aturan dalam memainkannya, dan aturan – aturan itu masih bertahan hingga sekarang.

Pada abad ke 12 di Perancis, kelereng dikenal dengan nama bille yang artinya bola kecil. Sedangkan di Belanda dikenal dengan nama knikkers. Sedangkan di Inggris dikenal istilah marbels yang digunakan untuk menyebut kelereng buatan dari Jerman. Sementara orang Inggris sendiri sudah lama menyebut kelereng dengan nama bowls atau knikkers.

Kelereng yang bentuknya warna warni dan terbuat dari kaca seperti sekarang ini ditemukan tahun 1864 di Jerman. Kemudian tehnologi pembuatan kelereng menyebar ke seluruh penjuru Eropa dan Amerika.

Kelereng menjadi popular di Inggris dan Eropa mulai abad ke-16 hingga ke-19. Setelah itu menyebar ke Amerika dan diproduksi secara besar-besaran.

Di Indonesia sendiri penyebutan kelereng berbeda tiap daerahnya. Di Jawa disebut dengan neker, di Sunda disebut kaleci, di Betawi disebut dengan Gundu dan masih banyak nama lain dari kelereng di penjuru Indonesia.

Manfaat bermain kelereng sendiri bisa untuk mengatur emosi agar tumbuh rasa senang, sehingga menyebabkan tubuh merasa rileks dan emosi pun teratur. Permainan kelereng juga bisa untuk melatih kemampuan motorik anak – anak dan juga bisa melatih kemampuan kognitifnya. Dalam masa pertumbuhan, amat penting membekali diri kepada anak – anak untuk bisa memaksimalkan kemampuan dalam dirinya dengan berbagai macam permainan yang bisa merangsang dirinya untuk berkembang dan maju. (dd/berbagai sumber)

(wd)