SOLO, solotrust.com - Anak-anak dan remaja Forum Anak se-Jawa Tengah menyerukan pentingnya keterwakilan anak pada semua tingkatan pengambilan keputusan dan kebijakan di negara ini, saat peringatan Hari Anak Sedunia di Taman Jayawijaya, Mojosongo, Jebres, Solo, Rabu (20/11/2019).
Sebanyak 12 butir pernyataan anak yang dibacakan di depan Menteri PPPA Bintang Puspayoga, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, dan Perwakilan UNICEF Indonesia Debora Comini serta kepada khalayak luas. 12 butir aspirasi disusun 150 anak dan remaja dari berbagai wilayah di Jawa Tengah berkaitan isu-isu penting untuk mereka dan kawan-kawan mereka di Indonesia.
Dalam pernyataannya, mereka mengutarakan harapan agar setiap anak di Indonesia mendapatkan hak atas identitasnya, mendapatkan informasi yang aman dan terlindungi, dapat terpenuhi gizinya, tidak ada lagi perkawinan usia anak hingga diberantasnya korupsi di Indonesia.
"Memiliki akta kelahiran, sehingga tidak ada lagi anak yang terlantar dan terjamin hak-haknya tanpa terkecuali. Ribuan di antara kami tidak akan diakui secara resmi oleh negara. Agar semua anak mendapatkan informasi yang aman dan terlindungi, sehingga kami dapat mengaksesnya dengan mudah, termasuk mendapatkan perlindungan data pribadi secara offline maupun online," kata Ketua Forum Anak Surakarta (FAS), Belva Aulia.
"Kemudian agar semua anak dapat terpenuhi gizinya, terlindungi kesehatan mentalnya sehingga tidak ada lagi anak stunting, tidak ada lagi anak depresi serta tidak ada lagi perkawinan anak sehingga perempuan dan laki-laki bisa menikmati masa depan yang mereka inginkan hingga usia dewasa. Selain itu, harapannya juga agar tidak ada lagi korupsi di Indonesia sehingga uang untuk pendidikan tidak berkurang dan hak-hak kami terpenuhi," imbuhnya.
Mereka meminta agar setiap anak dapat bahagia dan mendapatkan kasih sayang di dalam pengasuhan keluarganya, berhak terlindungi dari ancaman membahayakan, perlindungan khusus terutama bagi anak berkebutuhan khusus, berhadapan dengan hukum, korban kekerasan, korban bencana, mereka bisa tetap tumbuh dan berkembang, belajar, dan bermain.
"Harapannya agar tidak ada lagi pekerja anak sehingga perlu ada upaya gerakan kembali bersekolah dan pemberdayaan ekonomi bagi keluarga, semua anak bisa minum dari air yang bersih dan sehat karena tidak ada ancaman yang lebih jahat dibandingkan dengan meninggalkan alam yang rusak kepada kami, generasi masa depan," tuturnya.
Atas nama semua anak di Indonesia, Forum Anak berkomitmen untuk menjadi lebih kreatif, inovatif, dan berpikiran global, mendukung teman sebaya, menghormati guru dan orang tua serta menjadi harapan bekerja sama menjadi solusi di masa depan.
"Untuk itu, kami meminta adanya reformasi pendidikan yang mengutamakan keterampilan minat dan bakat agar kami siap menghadapi tantangan abad ke-21. Kami juga meminta perlindungan dari segala bentuk kekerasan di sekolah, di rumah, dan di masyarakat. Selain itu, semua anak perlu mendapatkan haknya untuk didengar dan dipertimbangkan serta diberikan dalam proses pengambilan keputusan terhadap masa depan anak," jelas Belva.
Temu forum anak ini merupakan lanjutan dari konsultasi online yang dilakukan selama beberapa pekan melalui wadah jajak pendapat UReport, di mana ribuan orang muda dari seluruh penjuru negeri memberikan pendapat mereka mengenai impian, aspirasi, dan harapan masa depan.
"Perwakilan anak perlu ada dalam setiap rumusan kebijakan di legislatif maupun eksekutif. Kami, anak-anak ingin bekerja bersama para pemimpin dalam membangun masa depan yang lebih baik untuk dunia yang akan diwariskan kepada kami," pungkas dia. (adr)
(redaksi)