SOLO, solotrust.com – 17 Agustus 2017 nanti Republik Indonesia memperingati ulang tahun kemerdekaan ke 72. Seluruh daerah dari Sabang sampai Merauke akan mengggelar upacara detik-detik Proklamasi.
Di Kota Solo upacara memperingati detik-detik proklamasi akan dilaksanakan di Stadion Sriwedari. Namun ada yang istimewa dalam peringatan kali ini, sebab sebelum upacara akan disuguhkan drama kolosal yang bercerita tentang perjuangan melawan penjajah Belanda, yakni serangan 4 hari di Kota Solo.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0735 Surakarta Mayor Inf Didin Nasrudin Darsono saat berbincang dengan Manteb.com di Loby Makodim. Drama kolosal yang dimotori oleh Kodim 0735 Surakarta ini nanti akan menjadi acara pembuka sebelum upacara detik -detik Proklamasi. Drama tersebut bercerita tentang perjuangan melawan penjajah Belanda. Kasdim pun sedikit menceritakan jalan cerita drama ini. Pasca serangan umum di kota Yogyakarta, Belanda masuk ke Kota Solo. Mengetahui hal ini, Slamet Riyadi menggagas untuk melakukan serangan secara besar-besaran, karena hal ini menjadi bukti dan nilai tawar bahwa Indonesia masih ada dan kuat. Pasca serangan 4 hari, terjadilah perjanjian yang dilakukan di Panularan. Perjanjian ini berisi penandatanganan penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia. Usai penandatanganan dilakukan pengibaran bendera merah putih di sriwedari.
Kasdim menambahkan, drama ini sangat penting. Karena sekarang ini banyak generasi muda yang tidak mengetahui tentang peristiwa tersebut. Generasi muda perlu diingatkan kembali bahwa Kota Solo adalah kota perjuangan.
“Kita kemas menjadi suatu cerita drama kolosal, dan sekaligus memperkenalkan kepada generasi muda, karena banyak yang belum mengetahui bahwa di kota ini ada peristiwa penting, yakni serangan 4 hari di Kota Solo.” Tutur Kasdim.
(solotrust.com/Wd)
(Patner)