Pend & Budaya

Singgah di Solo, Detikcom Goes to Campus Hadirkan Risma dan Raditya Dika

Pend & Budaya

07 Maret 2020 16:59 WIB

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan kreator konten Raditya Dika dalam acara dYouthizen Detikcom Goes to Campus di ruang auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS), Rabu (04/03/2020).

SOLO, solotrust.com - Detikcom Goes to Campus singgah di Kota Solo, Selasa-Rabu (03-04/03/2020). Salah satu rangkaian acara, yakni talk show bertajuk ' dYouthizen' yang digelar di ruang auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS), Rabu (04/03/2020).

d’Youthizen merupakan salah satu suguhan spesial Detikcom untuk para milenial dan menjadi wadah inspiratif bagi anak muda agar lebih kreatif dan inovatif. Gelaran ini dimeriahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan kreator konten Raditya Dika.



Dalam kesempatan itu, Gubernur Ganjar bertindak sebagai host acara. Pria berambut putih ini sempat membikin heboh audiens saat memasuki auditorium lantaran mengenakan ikat kepala layaknya YouTuber Atta Halilintar.

Di atas panggung Gubernur Jawa Tengah berdialog banyak hal dengan Raditya Dika mulai dari bagaimana menyikapi haters, mengembangkan kreativitas, menjadi kreator konten profesional, hingga apa yang perlu dilakukan mahasiswa setelah lulus sekolah.

"Cara aku menyikapi orang yang nggak suka itu yang penting. Kayak aku bikin karya, orang komentar pasti ada yang suka, ada yang nggak suka. Sebenarnya cara kita menyikapinya aja gitu," tutur Raditya Dika berbagi tentang bagaimana cara menyikapi haters.


Sementara untuk memunculkan kreativitas, menurut Raditya Dika seseorang harus peka terhadap kondisi apa pun. Perlu adanya kegelisahan yang muncul dalam diri untuk selanjutnya dituangkan dalam bentuk karya.

"Langkah pertama menuruku adalah kita cari kegelisahan dalam diri. Kita itu gelisah soal apa sih.  Selanjutnya, bagaimana mengkomunikasikan kegelisahan dalam bentuk yang kreatif," ujarnya.

Sementara Gubernur Ganjar dalam kesempatan itu juga menyerukan agar kalangan milenial tidak gampang mengobarkan sikap permusuhan di media sosial (Medsos).

"Mustinya anak-anak muda seperti ini biar nggak suka perang di medsos, maki-maki, dan politik identitasnya tinggi," serunya.

Wali Kota SurabayaTri Rismaharini yang juga hadir dalam acara d’Youthizen turut menyoroti tentang era digital sekarang. Menurutnya, saat ini banyak kalangan milenial sangat familier dengan teknologi informasi (TI) sehingga dapat membangun dan mengembangkan usaha.

"Sekarang anak-anak muda ini sangat familier dengan TI. Jadi kita jualnya pakai teknologi sekarang ini," ucap Risma, panggilan akrabnya.


Risma juga menyampaikan, pejabat atau abdi negara adalah pelayan masyarakat sehingga harus bekerja sebaik mungkin bagi rakyat.

"Sebagai pelayan masyarakat, kalau kemudian membuat susah yang dilayani itu namanya bukan pelayan," tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Surabaya juga sempat bercerita jika dahulu dirinya sempat mendaftar kuliah di UNS. Meski diterima, namun Risma terpaksa harus membatalkan kuliahnya di Solo lantaran sang ayah sakit.

"Aku tuh dulu pernah daftar di UNS lho. Keterima. Ndak boleh karena bapak saya sakit. Jadi ndak boleh jauh, akhirnya kuliah di Surabaya," kisahnya.

Detikcom Goes to Campus 2020 digelar di tujuh kota, yakni Solo, Semarang, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta.

(redaksi)