Ekonomi & Bisnis

Dosen UNS Kembangkan Potensi Produksi dan Penjualan Kecap Khas Wonogiri

Ekonomi & Bisnis

30 November 2020 09:51 WIB

Tim pengabdian masyarakat UNS menyelenggarakan program peningkatan kualitas dan kapasitas produk kecap manis khas Wonogiri

SOLO, solotrust.com - Tim pengabdian masyarakat Universitas Sebelas Maret (UNS) terdiri atas dosen lintas fakultas, yakni Gusti Fauza, Ph.D dari Fakultas Pertanian, Catur Sugiarto, Ph.D dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Heru Sukanto, ST, MT dari Fakultas Teknik menyelenggarakan program peningkatan kualitas dan kapasitas produk kecap manis khas Wonogiri.

Kegiatan berlangsung selama enam bulan dengan sasaran pada usaha kecil dan menengah (UKM) di Desa Bulusari, Wonogiri. Kegiatan diperkirakan akan selesai pada pertengahan Desember 2020 ini.



Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UNS, Gusti Fauza, mengatakan tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas proses produksi kecap agar menjadi lebih efisien dan kualitas semakin meningkat. Fokus aktivitasnya pada introduksi dan aplikasi teknologi produksi kecap manis di Desa Bulusari, Wonogiri.

"Lebih spesifik lagi pada kapasitas produksi dan konsistensi kualitas kecap. Permintaan kecap cukup tinggi, namun UKM memiliki keterbatasan produksi dalam memenuhi permintaan tersebut. UKM juga memiliki kendala dalam mengakses dan menerapkan teknologi yang efektif dan efisien serta aman” kata Gusti Fauza, Minggu (29/11/2020).

Dalam hal ini, lanjutnya, peran akademisi sangat dibutuhkan dalam menghasilkan dan menerapkan teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi UKM. Peralatan saat ini sudah diterima pihak mitra UKM. Tahap uji coba telah dilakukan dan terlihat perbedaan kecepatan produksi serta memungkinkan efisiensi didapatkan sampai dengan tahap pengemasan.

Di lain sisi , kendala utama dihadapi UKM kecap manis di Wonogiri adalah pada sistem pengadukan masih manual, sementara waktu pemasakan cukup lama sehingga kapasitas produksi menjadi terbatas. Selain itu, juga tingkat konsistensi rasa dan kekentalan kecap masih perlu dioptimalkan.

“Kami membuat sebuah mesin multifungsi terotomasi yang dapat membantu proses pengadukan sekaligus membantu proses produksi lainnya. Tentunya dengan bahan yang aman dan memenuhi standar kemasan produksi,” imbuh Gusti Fauza.

Selain itu, beberapa peralatan yang digunakan perlu ditingkatkan, misalnya penggunaan alat berbahan stainless steel untuk menjaga kualitas dan keamanan hasil produksi.

Di lain pihak, Catur Sugiarto, salah satu tim bidang pemasaran mengatakan, program ini tidak hanya berfokus pada proses produksi, namun juga membantu UKM dalam peningkatan pemasaran.

“Meningkatnya jumlah produksi harus diiringi optimalisasi aktivitas pemasaran sehingga kapasitas produksi yang dihasilkan saat ini dapat terserap pasar dengan baik” ujarnya. (awa)

(redaksi)