Hard News

Jurnalis Wanita Afghanistan Ditembak Mati Bersama Sopirnya

Hard News

11 Desember 2020 10:41 WIB

Malala Maiwand, jurnalis korban pembunuhan (Foto: BBC/Presidential Palace)

Solotrust.com - Seorang jurnalis wanita ditembak mati di Afghanistan Timur. Kasus ini menambah rentetan panjang daftar korban konflik bersenjata di negara itu.

Malala Maiwand, jurnalis korban pembunuhan, saat itu tengah dalam perjalanan untuk bekerja di Jalalabad pada Kamis (10/12/2020). Mendadak sekelompok orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah mobil yang dikendarainya. Tak ayal, Malala Maiwand bersama sopirnya, Mohammad Tahir seketika meninggal di tempat.



Sejauh ini belum ada kelompok yang secara resmi mengaku bertanggung jawab atas serangan brutal itu. Pembunuhan tersebut terjadi setelah NATO dan Uni Eropa mengeluarkan pernyataan mengutuk pembunuhan yang ditargetkan di Afghanistan baru-baru ini.

Maiwand, seorang jurnalis di Enikass TV and Radio, sedang dalam perjalanan untuk bekerja ketika kendaraannya diserang oleh orang bersenjata tak dikenal. Juru Bicara Gubernur Provinsi, Attaollah Khogiyani, mengatakan kepada media lokal para penyerang telah melarikan diri dari daerah tersebut.

Maiwand yang juga seorang aktivis masyarakat sipil, sebelumnya berbicara tentang tantangan menjadi jurnalis perempuan di Tanah Air. Tak hanya Maiwand, Reuters mengabarkan, sang ibu yang juga seorang aktivis meninggal dihabisi pria bersenjata tak dikenal lima tahun silam.

Duta Besar Inggris untuk Afghanistan, Alison Blake menyerukan agar pembunuhan itu diselidiki.

"Kami ikut menyampaikan belasungkawa dan kecaman atas pembunuhan jurnalis Malala Maiwand dan sopirnya pagi ini #NotATarget," tulisnya, dikutip dari BBC, Jumat (11/12/2020)..

"Kita harus bersatu untuk menegakkan #PressFreedom, kematian mereka harus diselidiki dan pembunuhnya diadili atas tindakan jahat ini."

Tak ketinggalan, Misi Bantuan PBB di Afghanistan (Unama) turut mengutuk pembunuhan itu. Nai, sebuah organisasi yang mendukung media di Afghanistan, mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Dengan terbunuhnya Malalai, lapangan kerja bagi jurnalis wanita semakin kecil dan jurnalis mungkin tidak berani melanjutkan pekerjaan mereka seperti yang mereka lakukan sebelumnya."

Kekerasan itu terjadi ketika pembicaraan antara pejabat Afghanistan dan Taliban berlanjut di Doha, Qatar. Kedua belah pihak telah membuat beberapa kemajuan dalam masalah awal, namun belum mulai membahas gencatan senjata atau perjanjian pembagian kekuasaan. (and)

(redaksi)