Pend & Budaya

Mahasiswa Fotografi ISI Solo Kenalkan Teknik Cetak Foto Gum Bichromate

Pend & Budaya

23 Januari 2018 11:46 WIB

Salah seorang pengunjung pameran foto bertajuk Reinvite. (solotrust.com/arum)

SOLO, solotrust.com- Di era perkembangan teknologi masa kini, orang mudah membeli kamera dan proses mencetak foto sangat praktis. Padahal di jaman dulu, seorang fotografer tidak hanya bisa menguasai teknik fotografi tapi juga mempunyai pengetahuan terkait proses cetak foto.

Untuk itu, Mahasiswa Jurusan Fotografi Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta angkatan 2015, berbagi pengetahuan terkait teknik mencetak foto gum bichromate ke para siswa SMKN 7 Solo. Salah seorang mahasiswa, Andika Gusti Kusuma Putra mengatakan penting bagi generasi sekarang untuk memahami salah satu teknik mencetak foto jaman dulu.



"Teknik gum bichromate itu teknik mencetak yang diciptakan tahun 1839 oleh Mungo Ponton. Yaitu menyalin gambar dari negatif foto ke sebuah kertas dengan memanfaatkan sensitifitas bahan kimia dichromate. Harapannya, para pelajar bisa memahami bahwa teknik cetak mencetak jaman dulu sangat susah. Sehingga lebih bisa menghargai kemudahan yang didapatkan saat ini," paparnya pada solotrust.com, Senin (22/1/2018).

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari tugas akhir semester yang diwujudkan dalam acara Pameran Foto, Kamis-Jumat (18-19/1/2018). Kegiatan ini rutin dilakukan tiap semester sebagai salah satu syarat kelulusan 2 mata kuliah yaitu Fotografi Feature dan Fotografi Komersial. Bekerjasama dengan Jurusan Broadcast dan Multimedia SMKN 7 Solo dan bertempat di aula sekolah kejuruan di kawasan Manahan tersebut.

Ketua Panitia, Tobroni Ali Mansur menjelaskan tema pameran foto untuk semester ini adalah Reinvite. "Maksudnya kita mencoba mengundang kembali para penggiat-penggiat foto dan penggemar foto. Kita melakukan sharing diskusi dan memamerkan foto karya mahasiswa semester 5, Jurusan Fotografi angkatan 2015," terangnya.

Sebanyak 23 orang memajang karyanya dengan total 154 foto, terdiri dari 21 foto komersil dan 133 foto feature. Adapun untuk foto feature menampilkan tema-tema menarik antara lain aktivitas 24 jam di Pasar Legi Solo, adat suatu kampung di Sumba NTT, agenda charity oleh komunitas cosplay Solo Ranger, jembatan lama Kota Kediri, kondisi hewan di Taman Satwa Taru Jurug Solo, dan lainnya.

Tak hanya workshop gum bichromate, juga seminar dari FKJM Project dan Sekawan Project dari Jogja tentang seminar fotografi story. Dimeriahkan pula penampilan dari ekskul tari dan hadrah dari SMKN 7 Solo.

"Harapannya fotografi semakin dikenal di Solo, peminat fotografi makin banyak, dan mau mengunjungi pameran-pameran foto," kata Tobroni. (arum)

(wd)