Serba serbi

Twitter Bekukan Akun Trump secara Permanen

Teknologi

09 Januari 2021 13:59 WIB

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (Foto: BBC/Reuters)

Solotrust.com – Twitter telah membekukan akun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara permanen karena dinilai berisiko memicu kekerasan lebih lanjut.

Pihak Twitter mengatakan keputusan itu dibuat setelah meninjau secara saksama tweet teranyar dari akun @realDonaldTrump.



Sebelumnya, beberapa anggota parlemen dan kalangan selebriti selama bertahun-tahun telah menyerukan kepada Twitter untuk melarang aktivitas Trump di platform mereka. Mantan Ibu Negara Michelle Obama pada Kamis (07/01/2021) mencuitkan pernyataan raksasa Silicon Valley harus berhenti mengaktifkan "tindakan mengkhawatirkan" Trump dan secara permanen memblokirnya.

Trump tidak dapat mengakses akunnya selama 12 jam pada Rabu setelah dia menyebut massa yang menyerbu Capitol AS sebagai patriot. Ratusan pendukungnya memasuki kompleks tersebut ketika Kongres AS berusaha menetapkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden. Kekerasan yang terjadi kemudian menyebabkan empat warga sipil dan seorang petugas polisi meninggal dunia.

Twitter kemudian memperingatkan pihak perusahaan akan memblokir Trump secara permanen jika dia melanggar aturan platform lagi. Namun, setelah akunnya diaktifkan kembali, pada Jumat (08/01/2021), Trump lagi-lagi mencuitkan dua postingan yang dinilai provokatif.

Dalam salah satu postingannya, dia mencuit, "75.000.000 Patriot Amerika yang hebat yang memilih saya, AMERIKA YANG PERTAMA, dan MEMBUAT AMERIKA HEBAT LAGI, akan memiliki SUARA YANG LUAR BIASA di masa depan. Mereka tidak akan dihina atau diperlakukan tidak adil dengan cara atau bentuk apa pun!!!"

Melansir BBC, Sabtu (09/01/2021), Twitter menyebut tweet ini ditafsirkan sebagai indikasi lebih lanjut Presiden Trump tidak berencana untuk memfasilitasi transisi yang damai.

Selanjutnya presiden mencuit, "Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan pada 20 Januari."

Pihak Twitter mengatakan, pesan tersebut diterima oleh sejumlah pendukung Trump sebagai konfirmasi lebih lanjut bahwa hasil pemilihan presiden kali ini tidak sah. Platform berlogo burung biru menyatakan kedua tweet presiden telah melanggar kebijakan tentang kekerasan. (and)

(redaksi)