Hard News

Kisah Pilu Nenek Semi Warga Sragen Hidup Sebatangkara

Jateng & DIY

25 Januari 2021 08:52 WIB

Nenek Semi saat dijenguk tim Relawan.

SRAGEN, solotrust.com- Sejumlah kisah pilu tentang kemiskinan yang muncul di Kabupaten Sragen menjadi sorotan akhir-akhir ini. Setelah adanya seorang nenek yang hidup menyendiri di tanah Perhutani Jenar, kini ada kisah pilu Nenek Semi yang hidup sebatangkara di Desa Sribit, Sidoharjo, Sragen. Aksi kemanusiaan dilakukan para Relawan SAR Poldes Sidoharjo dengan mengirim bantuan untuk nenek Semi di gubug reyotnya.

Sejumlah personil dari Polisi Desa atau Poldes Sidoharjo Desa Sribit mendatangi rumah reyot yang dihuni oleh seorang nenek yang hidup sebatangkara. Mereka mengirim bantuan sembako serta uang yang diserahkan kepada Nenek Semi, yang hidup dalam kondisi sakit. Koordinator lapangan Poldes Alfian menyebut, pihaknya datang untuk memberi bantuan dan semoga bisa memberi manfaat.



“Kami mengharap dukungan pemerintah untuk bisa turut andil untuk warganya.” Jelas Alfian.

Dalam keterangannya, pemilik tanah yang didirikan rumah sederhana itu telah mengikhlaskan untuk ditempati oleh Nenek Semi sampai akhir hayatnya. Meski demikian, pihaknya berharap ada dukungan dari Pemkab untuk memberi bantuan dalam program RTLH.

Keterangan lain datang dari Suripto, pria ini adalah ipar dari Nenek Semi yang hidup di gubuk reotnya di Kampung Tambak RT 12 RW 3 Desa Sribit Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Dalam ceritanya , Suripto menyebut bahwa Nenek Semi sudah hidup sendiri dalam waktu enam tahun terakhir sepeninggal ibunya. Untuk kelangsungan hidupnya, Nenek Semi dijatah oleh tetangga tengganya yang masih termasuk kerabatnya. Nenek Semi memang punya penyakit kista dan saat ini dalam kondisi sakit sakitan.

“Selama 6 tahun ini yang merawat keluarga saya, dengan apa seadanya yang dimakan, apa yag dimakan istri saya sekeluarga, dia (Nenek Semi) ikut merasakan.” Terang Suripto.

Bila melihat gubuk yang ditempati nenek Semi, tentu saja kondisi ini memunculkan keprihatinan. Apalagi dimasa-masa saat ini yang masih berlangsung pandemi , maka bantuan untuk nenek renta yang hidup sebatang kara ini sangat dibutuhkan. (saf)

(wd)