SOLO, solotrust.com - Masa pandemi Covid-19 memang pastinya tidak menguntungkan untuk bisnis kuliner dengan konsep dine-in. Awal terjadinya pandemi setahun silam, masyarakat takut keluar rumah dan pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan.
Tak ayal, pelaku industri kuliner dengan konsep makan di tempat kebingungan dengan sepinya pembeli dan menurunnya omzet. Ada yang menguatkan jualan secara online, tetapi ada yang memilih untuk tutup, mundur sejenak untuk menata ulang kembali bisnisnya.
Begitulah langkah diambil pengelola Juragan Food Centre yang terpaksa menutup tempat makan tersebut selama pandemi Covid-19. Manajer Juragan Minifarm Food Centre & Wedangan, Trifina Junita, menjelaskan Juragan Centre tutup sekitar Mei 2020 karena pandemi dan berencana mengganti konsep.
"Pada saat itu memang dibatasi jam buka hanya sampai jam sembilan (malam), sedangkan kami buka baru jam lima sore. Jadi keadaan memang tidak memungkinkan untuk dilanjutkan. Jadi kami tutup dan kami memang memikirkan konsep yang baru," paparnya pada media, Kamis (15/04/2021).
Tepat pada 15 April 2021, tempat kuliner dengan segmentasi keluarga ini kembali buka dengan menyajikan konsep baru terbilang unik. Tak hanya sekadar tempat makan, namun juga menjadikan sebagian area sebagai mini farm dengan beragam koleksi hewan.
"Kami ingin membuat satu konsep baru yang berbeda, meski di tengah kota, tapi kami bisa membawa suasana seperti kayak di Tawangmangu, biar tidak usah jauh-jauh ke mana-mana, tapi di Juragan bisa," ujar Trifina Junita.
Pembangunan taman mini farm ini dimaksudkan agar anak-anak bisa refreshing di tengah kota, sementara orangtuanya bisa makan enak dan duduk tenang dengan sirkulasi udara bagus. Hadirnya taman dan mini farm tentu mengorbankan sebagian lahan yang tadinya bisa muat 33 tenant sekarang menjadi hanya 20 tenant saja, antara lain Ayam Suami, Sop Kaki Kambing, Sate Kambing khas Jakarta, Seblak Yun, Mie Surya, Waffel, Sushi Wow, Masakan Korea, Kedai Cobek, Sop Rempah, dan lainnya.
"Ada proses test food atau skrining, kalau rasa tidak standar akan kami tolak, sedangkan di taman mini farm ada kura-kura darat, iguana merah dan hijau, kelinci, buruh paruh panjang, kalkun, ayam hutan China yang tidak ada di Indonesia," terangnya.
Adapun untuk kapasitas pengunjung dibatasi sekira 150 orang selama pandemi Covid-19 ini, meski sebenarnya bisa lebih banyak daya tampungnya. Selain itu, demi keamanan dan kenyamanan pengunjung, pihak manajemen menjalankan protokol kesehatan sesuai ketentuan Satgas Covid-19. (rum)
(end2021)