Ekonomi & Bisnis

Harga Telur dan Minyak Melonjak Membuat Pedagang Pasar Nusukan Sulit Cari Keuntungan

Ekonomi & Bisnis

28 September 2021 10:55 WIB

Salah satu ruko sembako yang ada di Pasar Nusukan, Surakarta. (Foto: dok. solotrust.com/cahyarani)

SOLO, solotrust.com – Harga telur dan minyak melonjak pada Senin (27/9) membut para pedagang harus menaikkan harga jual dan akibatnya mereka hanya memperoleh sedikit keuntungan.

Salah satu pedagang sembako di Pasar Nusukan, Dewi menyatakan bahwa harga telur saat ini sedang melonjak dan berdampak pada naik turunnya harga yang tidak pasti.



Ketidakpastian harga ini membuat Dewi harus menaikkan harga jual telur supaya ia tetap mendapatkan keuntungan dari hasil dagangannya.

“Sembako yang lagi naik itu ada telur siang ini sudah naik Rp 1.200 padahal tadi pagi belum naik,” tutur Dewi.

Dewi tidak hanya mengeluhkan masalah harga sembako di pasar namun sepinya pengunjung menjadi permasalahan para pedagang walaupun PPKM sudah dilongarkan oleh pemerintah.

“Kalau di pasar kan punya bakul sendiri-sendiri maksudnya kayak langganan sendiri-sendiri gak mengandalkan orang yang lewat, biasanya yang bakul itu seperti warung makan, kantin sekolah, kan nanti belanjanya ya itu-itu aja pasti” kata Dewi.

Pedagang sembako lainnya yang ada di Pasar Nusukan yaitu Yatmi. Ia mengaku adanya kenaikan telur cukup melonjak dibandingkan dengan bahan sembako lainnya yaitu sebesar Rp2 ribu.

“Kemarin saya bisa jual eceran kisaran Rp17 ribu sampai Rp17.500 perkilo tapi besok mungkin sudah sampai Rp19 ribu atau Rp20 ribu,” ujar Yatmi.

Yatmi juga mengatakan bahwa tidak hanya telur yang melonjak naik, namun juga harga minyak goreng yang turut membuatnya hanya mendapatkan sedikit keuntungan.

“Minyak goreng satu kiloan saya kulaknya sekarang Rp15.500 dan saya jual Rp16.500 dan itu belum di kemas-kemasin pake plastik jadinya biasa saya ambil untung bisa Rp1.000 tapi sekarang cuma bisa ambil untung Rp600 aja” ujar Yatmi.

Menurut Yatmi naik turunnya harga sembako terutama telur dipengaruhi oleh adanya program bantuan dari pemerintah yang membuat jumlah stok telur yang dijual menjadi berkurang.

“Itu kan belinya telur ber ton-ton yang untuk bantuan nah jadinya yang penjualan buat pasar jadi dikurangi jumlahnya, seharusnya yang buat dijual dipasar 1 ton tapi gara-gara bantuan pemerintah itu jadi dikurangi,” jelas Yatmi.

Saat ini diketahui bahwa harga telur mencapai sekitar Rp18 ribu hingga Rp20 ribu perkilo, sedangkan minyak dihargai Rp15 ribu hingga Rp17 ribu perkilo, sedangkan bahan sembako lainnya seperti beras, gula dan bahan-bahan kemasan (mie instan, kecap, garam, dan sebagainya) cenderung memiliki harga yang stabil.

Yatmi meyakini karena sistem pendidikan belum berjalan secara tatap muka membuat keadaan pasar belum berjalan sempurna.

“Kemungkinan kalau ekonomi mulai berubah itu ketika besok anak sekolah itu sudah pada masuk sehingga itu membantu banget. Misalnya pedagang kaki lima itu kan pasti beli di pasar, nah itu pasti beli dagangannya kita. seperti jual cilok pake tepung ya beli dipasar” jelas Yatmi.

Pasar Nusukan merupakan salah satu pasar tradisional yang terletak di Jl. Kapten Piere Tendean, Surakarta, Jawa Tengah yang sudah mulai beroperasi pada pagi hingga sore hari. (cahyarani)

(zend)