Ekonomi & Bisnis

Sukses Bikin Inovasi Mesin Pembatik, Andi Sudiarso Keukeuh Tak Mau Jual ke Luar Negeri

Ekonomi & Bisnis

23 Maret 2022 20:33 WIB

Penemu mesin pembatik tulis Andi Sudiarso dan miniatur mesin pembatik kreasinya. (Foto: Dok. solotrust.com/Arum)

SOLO, solotrust.com - Inovasi teknologi selalu menimbulkan pro dan kontra bagi yang berkepentingan. Hal ini dialami pemilik Batik Butimo asal Bantul, DI Yogyakarta, Andi Sudiarso yang meneliti teknologi mesin batik sejak 2010 dengan tujuan membuat mesin pembatik yang dapat mempercepat proses produksi.

Kepada solotrust.com, Andi Sudiarso menjelaskan, respons pasar memang ada yang setuju dan ada yang tidak soal temuan mesin pembatik ini. Padahal, inovasi teknologi yang dibuatnya tidak bermaksud menggantikan keseluruhan proses membatik, melainkan kolaborasi.



"Sebagian proses menggunakan teknologi, sebagian proses tetap dipertahankan manual supaya masih bisa masuk ke dalam pakem batik dan SNI batik Indonesia. Dengan mesin pembatik ini menghilangkan proses membuat motif di kertas dan menjiplak dari kertas ke kain. Waktu bisa lebih singkat, produksi lebih banyak, dan harga lebih murah dengan kualitas yang kurang lebih sama dengan batik manual," bebernya melalui pesan suara, Selasa (22/03/2022).

Andi Sudiarso menerangkan, Butimo juga menghasilkan batik eksklusif yang proses pengerjaannya dari awal sampai akhir manual. Namun untuk bisa masuk segmen menengah ke bawah seperti seragam dan sebagainya, ia mencari cara agar harga lebih murah, yakni menggunakan teknologi di awal proses.

Diungkapkan, orang-orang di luar negeri sudah mengetahui teknologi pembatikan ini, bahkan ada yang ingin membeli alat pembatik dari Butimo. Cuma ia merasa perlu menjaga teknologi ini supaya ciri khas batik tetap menjadi milik bangsa Indonesia. Sejumlah negara yang minat, di antaranya Malaysia, India, Pakistan, Srilanka, Bangladesh, negara-negara di Afrika, Eropa dan Amerika.

"Setiap kali ada pembelian mesin akan ada perjanjian bahwa mesin tidak akan dibawa ke luar negeri dan hanya dipergunakan di Indonesia. Kami hanya menjual mesin batik ini di dalam negeri saja," tegas Andi Sudiarso.

Mesin pembatik ini mulai dijual pada 2019 dan sekarang sudah dikomersialkan dengan harga jual mulai Rp150 juta per unit untuk mesin ukuran 1,5 m x 3 m. Sampai saat ini sudah tujuh unit mesin pembatik terjual dengan peminat berasal dari Semarang, Banyumas, Solo, Yogyakarta, bahkan Kalimantan.

Cara kerja mesin Batik Tulis Butimo tetap menggunakan malam panas. Cara kerjanya malam panas dipotong kecil-kecil, dimasukkan ke canting mesin.

Di dalam canting sudah ada pemanas dan filter sehingga malam akan meleleh dari mata canting di bagian bawah. Ada empat jenis mata canting sesuai ketebalan yang diinginkan saat proses pembatikan.

Cara pengoperasiannya, motif digambar dulu menggunakan software. Setelah itu gambar diubah menjadi program CNC dengan satu software tertentu. Kemudian program dijalankan di mesin batik sehingga nanti akan mengikuti pola yang tergambar pada motif yang sudah digambar. Tunggu sampai proses selesai lalu mesin dihentikan dan klowong batik sudah jadi dan proses berikutnya dilakukan secara manual.

"Kita akan mempertahankan proses batik itu dengan finishing manual. Jadi mesin pembatik ini akan menggantikan proses menggambar pola yang tadinya menggunakan kertas, sekarang sudah menggunakan komputer. Tidak ada lagi ngeblat atau menyalin dengan pensil ke kain karena mesin batik ini langsung menggambar di kain polos untuk menggambar motif utama batik," jelas Andi Sudiarso.

Keunggulan memakai mesin pembatik ini adalah hasil menjadi lebih cepat. Jika semula membutuhkan waktu beberapa hari untuk membuat klowong, sekarang hanya butuh beberapa jam. Singkatnya, bisa menghemat 50 persen waktu, misal jika biasanya butuh waktu satu hari untuk membuat satu klowong, maka dengan mesin ini hanya butuh setengah hari sudah selesai.

"Jika menggunakan mesin yang cantingnya dua itu akan lebih cepat lagi sehingga seperempat hari sudah selesai bikin klowong batik," ujar Andi Sudiarso.

Atas inovasi teknologi mesin batiknya, tahun lalu Andi Sudiarso mendapat penghargaan dari pemerintah, yakni Rintisan Teknologi Industri dari Kemenperin. Kata Andi Sudiarso, ini menunjukkan penghargaan pemerintah terhadap inovasi yang dilakukannya. Terakhir, dirinya berharap masyarakat dapat menerima mesin pembatik ini. (rum)

(and_)