Serba serbi

Elon Musk Ingin Beli Twitter, Siapkan Mahar Rp618 Triliun

Teknologi

16 April 2022 12:40 WIB

Elon Musk. (Foto: Instagram/@elonrmuskk)

Solotrust.com - CEO Tesla Elon Musk ingin membeli Twitter. Sebagaimana dikabarkan AP News, Jumat (15/4), dalam pengajuan sekuritas pada hari Kamis waktu setempat, Musk telah menawar perusahaan tersebut seharga lebih dari $43 miliar (sekitar Rp618 triliun).

Musk juga mengatakan platform media sosial itu perlu diubah sebagai perusahaan swasta untuk membangun kepercayaan dengan penggunanya.



"Saya percaya kebebasan berbicara adalah keharusan sosial untuk demokrasi yang berfungsi. Saya sekarang menyadari perusahaan tidak akan berkembang atau melayani keharusan sosial ini dalam bentuknya saat ini," kata Musk saat melakukan pengajuan.

Kemudian, dalam wawancara di konferensi TED 2022 pada hari itu juga, Musk mengatakan bahwa memiliki platform publik yang dapat dipercaya secara maksimal dan inklusif secara luas sangat penting untuk masa depan peradaban.

Musk juga merinci beberapa potensi perubahan spesifik yang akan dilakukannya, seperti ingin membuka black box teknologi kecerdasan buatan yang mendorong umpan Twitter, sehingga orang akan memiliki lebih banyak transparansi tentang mengapa beberapa tweet mungkin menjadi viral dan yang lain mungkin menghilang.

"Saya pribadi tidak akan berada di sana mengedit tweet. Tetapi Anda akan tahu jika ada sesuatu yang dilakukan untuk mempromosikan, menurunkan, atau memengaruhi tweet," kata Musk, yang memiliki 81 juta pengikut di Twitter.

Musk menyebut $43 miliar sebagai tawaran terakhirnya, meskipun dia tidak memberikan perincian tentang pembiayaan. Pada konferensi TED itu Musk mengatakan dia punya uang. "Saya secara teknis mampu membelinya," katanya sambil tertawa.

Jika Musk melanjutkan upaya itu, dia kemungkinan dapat mengumpulkan uang dengan cara meminjam  menggunakan sahamnya di Tesla dan SpaceX sebagai jaminan. Sebagian besar kekayaan Musk, yang diperkirakan oleh Forbes hampir $265 miliar, terikat pada saham Tesla. Perusahaan mengizinkan pejabat eksekutif untuk menggunakan saham sebagai jaminan pinjaman, tetapi membatasi pinjaman hingga 25 persen dari nilai saham yang dijaminkan.

Twitter sendiri belum memberi jawaban apakah akan menerima tawaran itu atau tidak. (Lin)

(zend)