Serba serbi

Ditantang Sang Ayah Atasi Bau Sampah di TPA, Mahasiswa UGM Ciptakan Cairan Penetral Eco Lindi

Teknologi

8 Juni 2022 10:41 WIB

Raina Nura Anindhita, Mahasiswa Fakultas Biologi UGM yang berhasil menyulap air lindi menjadi formula yang menetralkan bau sampah bernama Eco Lindi. (Foto: UGM)

Solotrust.com - Mahasiswa UGM kembali menciptakan inovasi untuk mengatasi persoalan lingkungan, yang ternyata awalnya didorong oleh tantangan dari sang ayah.

Adalah Raina Nura Anindhita, Mahasiswa Fakultas Biologi UGM, yang awalnya ditantang sang ayah yang kala itu menjabat sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo,  untuk ikut mencari solusi atas persoalan sampah di TPA, terutama mengatasi bau sampah.



Air lindi atau cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan di tumpukan sampah masih menjadi persoalan lingkungan. Tidak hanya menimbulkan bau tidak sedap, air lindi juga membahayakan lingkungan dan bisa berdampak kesehatan jika tidak diolah dengan benar.

"Proses penetralan bau dan komposting yang biasa dilakukan memerlukan waktu sekitar 6-8 minggu. Saya ditantang ayah untuk mempersingkat waktu menghilangkan bau dan setelah melalui diskusi dan berbagai kajian akhirnya ketemulah formulasi eco lindi ini," terangnya.

Raina berhasil menyulap air lindi menjadi sesuatu yang bernilai guna. Ia berhasil mengolah air lindi menjadi formula untuk menetralkan bau sampah bernama Eco Lindi.

"Eco lindi ini dibuat dari air lindi dicampur dengan sisa air tebu (molase), asam sulfat, dan katalis organik dan hasilnya terbukti bisa menghilangkan bau tak sedap sampah," jelasnya dilansir laman resmi UGM, Jumat (3/6).

Gadis asal Desa Prasung, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, ini memaparkan pembuatan eco lindi cukup sederhana dan mudah. Air lindi, molase, asam sulfat dan katalis dicampur dalam satu wadah kedap udara atau tangki. Dalam satu hari bisa memproduksi 10 ribu liter eco lindi.

Sementara untuk penggunaannya, lanjutnya, cairan hanya disemprotkan ke timbunan sampah. Dalam waktu kurang dari 10 menit eco lindi akan bereaksi menetralkan bau sampah.

"Reaksinya sekitar 3-10 menit setelah disemprotkan ke sampah tidak tercium bau lagi," terangnya.

Eco lindi telah diujicobakan untuk mengatasi persoalan bau di tempat pembuangan akhir (TPA) dan lingkungan pasar. Selain itu juga di peternakan. Hasilnya, formula ini dinyatakan aman untuk ternak.

"Formula ini dapat diaplikasikan di semua limbah yang memproduksi bau selain itu juga bisa digunakan sebagai pupuk,” tuturnya.

Inovasi yang dikembangkan Raina ini juga berhasil menyabet penghargaan Trash Control Heroes dari Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor. (Lin)

(zend)