SOLO, solotrust.com – Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo gelar rapat sosialisasi penyusunan Detail Engineering Design (DED) revitalisasi Pasar Jongke dan Kabangan, Selasa (21/6) sore.
Dalam sosialisasi ini turut pula partisipasi perwakilan pedagang Pasar Kabangang melalui paguyuban untuk membahas rencana pembangunan Pasar Jongke yang akan mengakomodir pedagang Pasar Kabangan.
“Jadi kami luruskan pertemuan ini adalah partisipasi pedagang pasar kabangan melalui paguyuban, terkait dengan rencana pembangunan pasar jongke yang di dalamnya akan mengakomodir pedagang pasar kabangan,” kata Kepala Disdag Kota Solo, Heru Sunardi saat ditemui Solotrust.com selepas sosialisasi berlangsung, Selasa (21/6).
Pertemuan antara Disdag Kota Solo dan pedagang melalui paguyuban ini bukanlah yang pertama dan terakhir. Heru menyebutkan apabila terdapat perubahan rencana, akan dilakukan komunikasi dengan pedagang melalui paguyuban kembali.
“Pertemuan ini tidak yang pertama dan terakhir, suatu saat atas perubahan-perubahan dari perencanaan itu akan kita komunikasikan dengan pedagang lewat paguyuban,” tambah Heru.
Lebih lanjut, Heru menyampaikan sejumlah masukan dari pedagang akan direkapitulasi dan diselaraskan dengan aturan regulasi yang ada.
“Jadi beberapa masukan dari pedagang sudah kita rekam kita catat nanti kita selaraskan dengan aturan regulasi supaya tidak bertentangan,” ungkap Heru.
Masukan dari pedagang sendiri seputar akses keluar masuk pasar yang perlu diperhatikan. Hal ini karena didasari barang yang diperjual-belikan pedagang Pasar Kabangan mayoritas merupakan barang perkakas yang memakan banyak tempat. Ditambah di dalam area pasar terdapat tempat produksi barang terkait, sehingga pedagang meminta semacam workshop untuk mendukung kegiatan jual beli.
Saat ditanya mengenai jumlah anggaran yang dikeluarkan, Heru mengatakan pihaknya melakukan pengajuan sekitar 185 miliar rupiah untuk pembangunan Pasar Jongke yang akan berkonsep kolonial.
“Kalau anggaran kami pengajuan sekitar 185 miliar untuk pembangunan Pasar Jongke tersebut. Kalau DED nya kita konsepnya adalah kolonial, pembangunan pasatnya ya, jadi konsepnya kolonial,” jawab Heru.
Heru berharap, melalui penataan pasar ini tata ruang Kota Solo dapat menjadi lebih baik lagi dan usaha pedagang menjadi lebih maju karena memiliki tempat berjualan yang representatif.
“Semoga dengan penataan ini Solo menjadi lebih bagus tata ruangnya, pedagang juga lebih maju usahanya karena di tempatkan di tempat yang representatif,” ujar Heru. (dds/sap).
(zend)