ABU DHABI, solotrust.com – Lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Persatuan Emirat Arab (PEA) membicarakan empat point penting pada sejumlah investor dan pengusaha di Hotel Emirates Place, Abu Dhabi, PEA, Jumat (1/6).
Dalam pembicaraan tersebut, investor dan pengusaha PEA optimis dapat bekerjasama dalam beberapa proyek dengan Indonesia.
Para pengusaha dan investor yang hadir yaitu National Security Advisor Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan, CEO Group G42 Ltd Peng Xiao, CEO Abu Dhabi Holding Mohamed Hassan Al Suwaidi, dan Executive Director Lulu Group Ashraf Ali.
“Alhamdulillah tadi pertemuan Bapak Presiden dengan beberapa perusahaan investasi dari Abu Dhabi di mana mereka sangat optimistis untuk bekerja sama dalam beberapa proyek yang bisa disinergikan antara dua negara, yaitu UAE, Abu Dhabi, dengan tentunya Indonesia,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir yang turut mendampingi Presiden Jokowi usai pertemuan tersebut.
Ia menyebut ada empat point yang didiskusikan dengan para investor PEA.
1. Kerjasama Logistik dan Rantai Pasok
Erick menyebut Indonesia dan PEA dapat menjadi mitra yang saling menguntungkan ditengah ketidakpastian global dalam hal logistik dan rantai pasok. Kerjasama tersebut tentunya akan membuka peluang pasar Indonesia ke dunia, sehingga dipastikan akan membuka lapangan kerja yang luas.
“Indonesia dan UAE ini bisa menjadi partner yang saling menguntungkan. Di mana Indonesia sebagai pusat dari supply chains karena Indonesia kaya dengan sumber daya alam seperti energi, pangan, dan lain-lain, secara bersamaan UAE ini bisa menjadi jendela untuk Indonesia untuk melakukan transaksional dari barang-barang kita ke luar negeri. Ini juga jadi bagian pembukaan lapangan kerja yang sangat besar untuk Indonesia dan tentu bagaimana kita bisa memaksimalkan kerja sama ekonomi,” jelasnya.
2. Masa Depan Ibu Kota Nusantara (IKN)
Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang pesat. Erick memandang pemerintah perlu menyiapkan kota masa depan untuk penduduk yang saat ini mayoritas berusia muda.
Dalam pertemuan tersebut PEA optimis dalam pembangunan IKN dengan sejumlah modernisasi teknologi untuk membangun pusat pertumbuhan ekonomi negara.
“Tidak mungkin 50 juta usia muda Indonesia itu harus masuk ke kota-kota yang sudah tua. Tentu dengan sistem dari teknologi terbarukan tentu kita harus menyiapkan kota masa depan. UAE sendiri, Abu Dhabi sangat optimistis melihat ini sesuatu yang baik karena melihat percontohan kota-kota besar di dunia yang sekarang menjadi juga pusat pertumbuhan ekonomi masing-masing negaranya,” paparnya.
3. Pembangunan Blue Economy
Erick menceritakan juga pembahasan soal wisata laut dalam konteks ekonomi biru atau blue economy. Presiden Jokowi menekankan pembangunan blue economy harus menjaga kelestarian alam Indonesia dan tidak sekedar mengeksploitasinya.
“Kita mempunyai Raja Ampat, mempunyai juga ada yang namanya Komodo yang sangat dilindungi. Nah ini sekarang kita coba melihat bagaimana membangun peta biru secara menyeluruh, wisata laut kita yang friendly atau sangat bersahabat dengan alam dan juga dengan industri cruise atau wisata dengan kedekatan kepada kekeluargaan. Jadi bukan sekadar entertainment dan tourism,” ucapnya.
4. Kebijakan Keuangan Indonesia
Pertemuan tersebut juga membicarakan perbandingan kebijakan keuangan Indonesia dengan banya negara. Dengan pengelolaan keuangan negara yang baik, Indonesia dapat lebih kompetitif dan terus menjaring investasi.
“Supaya kita bisa lebih kompetitif dan terus menjaring investasi sebagai pertumbuhan lapangan kerja dan tentu ekonomi Indonesia yang hari ini sangat tumbuh baik dan semua negara mengapresiasi itu,” tandasnya.
(zend)
(zend)