REMBANG, solotrust.com - Empat hari menjelang hari raya Idul Adha, pedagang kambing kurban di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah masih sepi pembeli. Meski sepi pembeli, harga kambing kurban kini tengah mengalami kenaikan hingga 25 persen.
Salah satu pedagang kambing kurban di Desa Weton, Kecamatan Rembang kota, Nyaman mengatakan, penyebab kurangnya minat beli masyarakat terhadap kambing kurban lantaran harga harga kambing kurban mengalami kenaikan.
"Sepi ini pembelian kambing juga tidak seperti tahun lalu, dulu jual 70 ekor kini cuma 40 ekor saja, penurunan hampir 30 persen. Penurunan akibat adanya wabah PMK, selain itu juga harga kambing kurban naik hingga 25 persen karena kurangnya pasokan kambing dari luar daerah," ucapnya.
Ia menjelaskan, sebelum merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) harga kambing berumur satu setengah tahun yang siap kurban Rp4,5 juta per ekor, namun kini naik menjadi Rp4 juta per ekor. Sedangkan kambing dengan ukuran sedang yang semula dijual dengan harga Rp3,5 juta per ekor, kini naik menjadi Rp4 juta rupiah per ekor.
"Kenaikan ini faktornya karena banyaknya pasar hewan yang ditutup. Jadi stok kambing kurang dan rata-rata pedagang pasti menaikan harga jual kambing," terangnya.
Hal senada juga diungkapkan Suparjo, pedagang kambing kurban di Desa Sumberjo, Kecamatan Rembang, ia mengaku penjualan kambing kurban tahun ini mengalami penurunan. Meski harga kambing mengalami kenaikan, pihaknya tak berani menyetok kambing lantaran adanya wabah PMK.
"Ini penjualan kambing kurban turun hampir 60 persen jika dibandingkan tahun lalu. Tahun ini hanya bisa jual 25 ekor saja, kalau dulu bisa jual hampir 75 ekor kambing. Satu ekor kambing harga Rp4 juta," pungkasnya. (mn)
(zend)