Serba serbi

Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Ciptakan Alat Penghemat Air untuk Rumah Tangga

Teknologi

9 Agustus 2022 15:45 WIB

Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta menciptakan alat penghemat air untuk rumah tangga. (Foto: Dok. Universitas UPN Veteran Yogyakarta)

Solotrust.com - Tim mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta yang terdiri dari Rofiq Perwira Adjie (Teknik Lingkungan 2019), Muhammad Rifki Kurniawan (Administrasi Bisnis 2019), Lisa Firdaus Siti Nurjanah (Ilmi Komunikasi 2019), Rafli Nur Himawan (Geologi 2019), dan Khairunissa Alfianti (Administrasi Bisnis 2019) menemukan alat untuk menghemat air untuk rumah tangga.

Teknologi tersebut bernama Automatic Water Saving Detector and Online Water System Storage.



Automatic Water Saving Detector merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi kapasitas maksimal penggunaan air harian dalam rumah tangga.

Sedangkan Online Water System Storage merupakan aplikasi yang berguna untuk memantau penggunaan air harian.

Secara teknis, aplikasi ini mirip dengan m-banking yakni berperan sebagai penyimpan saldo air setiap orang. Dimana teknologi ini nantinya akan kami kemas dalam bentuk video.

Teknologi ini mencoba untuk memecahkan permasalahan penggunaan air yang berlebihan.

Rofiq selaku ketua tim, seperti dikabarkan UNY via laman resminya (5/8), menyampaikan tantangan dalam membuat PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) ini adalah penyusunan alur konsep, dimana mengharuskan mereka belajar lebih banyak dalam mencari referensi.

Dia merasa sangat bersyukur dan sangat bahagia bisa lolos pendanaan PKM tahun ini, apalagi ini tahun terakhir dari mereka untuk bisa mengikuti PKM.

"Semoga kami bisa memberikan yang terbaik, dan mohon doanya agar kami bisa lolos pimnas," harapnya.

Dosen pembimbing dari kelompok ini, Heri Septya Kusuma mengatakan bahwa ada beberapa tantangan yang dia rasakan dalam membimbing beberapa kelompok PKM di tahun 2022 ini, yakni karena masih dalam situasi covid-19, sehingga bimbingan secara umum masih dilakukan secara daring via zoom.

"Hal ini tentunya membuat proses pembimbingan kurang optimal karena kurangnya interaksi dua arah antara saya sebagai pembimbing dan mahasiswa," katanya.

"Kemudian adanya kesulitan dalam mentransformasikan ide dari saya sebagai pembimbing kepada mahasiswa sebagai pengusul PKM. Mahasiswa juga berasal dari beberapa jurusan yang berbeda (lebih dari 1 jurusan), maka hal ini membuat diskusi cukup sulit karena masing-masing mahasiswa memiliki kesibukan dan waku luang yang berbeda," tambahnya.

Heri berpesan kepada mahasiswa sebagai pengusul PKM perlu lebih memiliki dan meningkatkan budaya literasi.

"Saya berharap mahasiswa UPN pada umumnya dapat meningkatkan rasa ingin tahu terhadap hal-hal baru dan yang ada di lingkungan sekitarnya. Selain itu, saya juga berharap mahasiswa UPN tidak takut mencoba untuk mengikuti berbagai ajang kompetisi yang ada," harapnya. (Lin)

(zend)