SOLO, solotrust.com - Dari hobi turun ke rezeki, begitu kira-kira kata yang dapat mengambarkan Nur Hamdan, pedagang kaki lima (PKL) yang menjual kaus band asal Bandung, Jawa Barat (Jabar). Ia salah satu pedagang yang membawa ratusan kaus untuk dijual di kawasan konser Dream Theater, se Jalan Adi Sucipto Stadion Manahan Solo sejak Selasa (9/8) kemarin.
Pada kesempatan ini, ia membawa 700 pcs kaus bergambar Dream Theater dari berbagai seri yang ia buat dengan bahan cotton 24s. Kaus itu Hamdan jual dengan harga Rp100 ribu dan di-bundling dengan topi.
"Kita jual paket sih, jadi beli kaus gratis topi. Kita sekitar 700 pcs," ujarnya Rabu (10/8) pagi.
Ia berani membawa kaus sebanyak itu lantaran sudah memiliki pengalaman di berbagai konser. Bahkan, pria berambut gondrong itu paling banyak mampu menjual sebanyak 1.100 pcs kaus saat berjualan di konser Gun n Roses Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta 2018 silam.
"Selama kita dagang yang paling banyak itu kita 1.100 pcs di GBK ketika Gun n Roses. Sampai habis, nanti malam udah habis kita kembali lagi ke Bandung," terangnya.
Ia memproduksi kaus bersama 3 orang lain. Kaus itu diproduksi dari konveksi di Bandung sementara ia memiliki rumah sablon sendiri.
Hamdan mengungkapkan, awalnya ia yang juga penggemar musik-musik cadas hanya iseng menjual kaus band. Ia pertama kali menggelar lapak kaus musik saat band metal asal Amerika Serikat, Metallica menggelar konser di Jakarta 2013 silam.
Kala itu ia mampu menjual ludes 200 pcs kaus.
"Kalau jualan konser pertama Metallica itu dari 2013 di GBK itu, iseng-iseng kita nonton, kita lihat peluang. Waktu itu kita bikin di 200 pcs itu habis, sampai kaus yang kita pakai itu pengen dibeli, jadi kita terinspirasi, termotivasi di situ," tuturnya.
Tak jauh beda Hamdan, pedagang lain Irfan Bule juga mencoba peruntungan berdagang kaus band di acara konser. Ia membawa sebanyak 300 pcs kaus berbahan cotton 30 s ke Solo.
"Bawa 300 lebih (kaus). Bahan combed 30s sablon plastisol. Harganya dari Rp150-200 ribuan," ungkapnya.
Irfan mengaku, paling banyak ia membawa sebanyak 500 pcs kaus. Dalam sehari ia mampu menjual 50 pcs kaus. Kaus yang Irfan jual didatangkan dari Bandung.
"Kadang bisa bahwa 1 karung, 500. Kadang laku 50 pcs," katanya.
Terbentur regulasi
Sayangnya nasib mujur belum menemui kedua pedagang kaus dan para pedagang lain yang mengantungkan nasib dari konser Dream Theater di kawasan Parkir A dan B Stadion Manahan Solo.
Pasalnya, kawasan yang digunakan mereka memggelar lapak mesti steril dari aktivitas perdagangan, parkir, hingga reklami. Hal itu diatur Peraturan Wali Kota Solo Nomor 2G Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kawasan Tertib yang salah satunya menetapkan Jalan Adi Sucipto sebagai kawasan steril.
Tak hanya itu, sesuai rekomendasi FIFA, kawasan itu (ring tiga Manahan) juga mesti bebas dari akvititas di luar olahraga. Aktivitas di kawasan itu mesti menyertakan izin resmi.
"Di situ kawasan tertib, ada Perwali-nya, bahwa di situ tidak boleh ada kegiatan perdagangan, perizinan harus lengkap, parkirnya rapi dan sebagainya, itu kan kawasan steril PKL," kata Kepala Satpol PP Solo, Arif Darmawan kepada Solotrust.com, Rabu (10/8) pagi.
"Kawasan stadion menurut FIFA tidak boleh ada kegiatan selain olahraga di situ," tambahnya.
Sementara itu, penertiban pedagang kaki lima (PKL) merchandaise Dream Theater dilakukan 50 personel Satpol PP dan aparat kepolisian. Penertiban berlangsung tertib. Pedagang langsung mengemas dagangan tak lama setelah aparat gabungan datang ke lokasi. ini
Disinggung jika dagangan kaus batal laku keras nanti, salah satu pedagang, Hamdan mengaku —selain di acara konser— biasanya ia menjual dagangannya lewat online shop.
Hal itu juga ia lakukan selama pandemi Covid-19 dua tahun terakhir. Namun ia berharap, masih mampu meraup rupiah dari berbagai konser.
"Ya mau nggak mau online. Kita berharap untuk sering mendatangkan musik rock dari luar negeri aja," tuturnya.
Ia mengaku, sebelumnya belum melakukan perizinan untuk menjual dagangannya.
"Kalau izin belum ada," katanya.
Pedagang lain, Irfan mengungkapkan pihaknya akan menjual kaus-kaus yang belum laku itu di tokonya nanti.
"Kalau nggak laku, ya paling di toko," ujarnya. (dks)
(zend)