Hard News

Satu Suara, Bupati dan Warga Tolak Pembangunan Jalan Tol Demak-Tuban Melintasi Kota

Sosial dan Politik

13 Agustus 2022 11:35 WIB

Konsultasi publik penyusunan dokumen Analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) proyek jalan tol ruas Demak-Tuban, Jumat (12/8). (Foto: Dok. Solotrust.com/mn)

REMBANG, solotrust.com - Ratusan perwakilan warga dari sejumlah desa di Kabupaten Rembang yang berpotensi terdampak pembangunan jalan tol Demak-Tuban sepakat jika pembangunan proyek tersebut tidak melintasi kota.

Pasalnya, jika dibangun melintasi kota dipastikan akan mengganggu perkembangan pembangunan wilayah perkotaan.



Hal itu mengemuka saat konsultasi publik penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) proyek jalan tol ruas Demak-Tuban bersama dengan Tim Amdal dari Direktorat Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan, di Pendapa Museum Kartini, Jumat (12/8).

Dalam kesempatan itu, Bupati Rembang Abdul Hafidz menyampaikan konsultasi publik memang diperlukan untuk mendapat informasi yang konkret terhadap dampak dari pembangunan jalan tol. Baik dari dampak ekonomi maupun sosial.

Untuk itu masukan dari masyarakat sangat diperlukan agar rancangan Amdal dapat dirumuskan dengan tepat dan benar. Apalagi jalan tol yang melintasi Kabupaten Rembang cukup Panjang, yakni hampir 80 kilometer (km) dari total panjang keseluruhan kurang lebih 180 km.

“Sinkronisasi dan komunikasi intens sangat diperlukan. Agar dalam tatanan pelaksanaan tidak ada masalah yang mengganggu dalam pelaksanaan tersebut,” katanya.

Terkait isu jalan tol yang rencananya melintasi kawasan kota, di depan ratusan perwakilan warga Bupati Hafidz menegaskan Pemkab Rembang sangat keberatan. Pendapat tersebut langsung disampaikan di hadapan Direktur Pelaksanaan Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan.

“Kota Rembang merupakan kota yang tidak terlalu besar. Tetapi kalau mahkotanya dibelah, ini tidak akan jadi kota. Untuk itu saya minta nanti satu ini diperhatikan betul. Sesuaikan dengan sosialisasi awal, yaitu jalan tol berada di selatan kota,” tegasnya.

Ucapan Bupati Hafidz itu lantas disambut oleh ratusan masyarakat yang setuju jika jalan tol tidak melintasi kawasan kota. Pasalnya dampak ekonomi maupun sosial yang akan terjadi sangat besar ketika dipaksakan melalui kota.

"Ini membuat masyarakat resah. Kalau ada satu atau dua saja yang berkepentingan, tetapi secara umum masyarakat resah. Ini suara masyarakat. Jadi untuk tindak lanjutnya Ibu Direktur bisa dipertimbangkan,” pungkasnya. (mn)

(zend)