SOLO, solotrust.com - Hari Suci Nyepi tahun ini bertepatan dengan perayaan Hari Raya Saraswati. Hari Raya Saraswati diyakini umat Hindu sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan.
Umat Hindu Dharma di Bali merayakannya setiap 210 hari, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali. Pada hari Saraswati, dilakukan pemujaan pada Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan dan Seni.
Ketua Parisade Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali I Gusti Ngurah Sudiana mengimbau masyarakat dapat menjaga keamanan demi lancarnya semua prosesi ritual Hari Suci Nyepi.
“Hari Nyepi tepat pada tanggal 17 Maret 2018. Jatuh pada hari Sabtu, bertetapatan juga dengan Hari Raya Saraswati,” kata I Gusti Ngurah Sudiana, dilansir laman Kemenag, Kamis (15/03/2018).
“Semoga semuanya berjalan lancar. PHDI Provinsi Bali turut andil untuk mengatur agar perayaan Saraswati sudah selesai jam 06.00 pagi waktu setempat,” imbuhnya.
Dia berharap pelaksanaan Nyepi tahun 2018 menjadi sarana introspeksi diri, agar umat Hindu bisa tambah rukun dengan umat lain, demikian juga sebaliknya. Lanjutnya, alam semesta juga bisa terpelihara keharmonisannya.
Hari Raya Nyepi dimulai pukul 06.00 waktu setempat pada Sabtu (17/03/2018). Sebelumnya, masyarakat Bali melaksakan Melasti ke laut sejak tiga hari sebelum puncak Nyepi. Sehari sebelum puncak Nyepi, masyarakat melaksanakan ngerupuk.
“Ngerepuk adalah ritual masyarakat Bali untuk melakukan korban kepada para Bhuta dengan sarana caru, mulai dari tingkat nasional, provinsi, sampai tingkat kabupaten, kecamatan, desa, dan rumah tangga. Tujuannya agar hawa negatif bisa menjadi positif,” paparnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan mengarak ogoh-ogoh keliling desa. Pada puncak Nyepi, umat Hindu akan melaksakan Catur Brata Penyepian, yakni tidak bekerja, tidak hura-hura, tidak menyalakan api, dan tidak bepergian.
(way)