Hard News

Hujan Es Bikin Geger Warga Semarang dan Kendal, BMKG Semarang: Sudah Biasa Terjadi di Masa Pancaroba

Nasional

24 September 2022 15:30 WIB

Foto warga di Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang yang mengalami hujan batu es, Jumat (23/9). (Foto: Istimewa)

SEMARANG, solotrust.com - Sejumlah titik di wilayah Kota Semarang dan Kota Kendal telah mengalami hujan batu es. Fenomena tersebut ramai diperbincangkan di media sosial.

Menurut Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun BMKG Ahmad Yani Semarang, Giyarto mengatakan fenomena hujan berupa batu es terjadi pada masa pancaroba. Kejadian seperti itu, menurutnya, biasa dialami di sejumlah wilayah ketika ada peralihan cuaca ekstrim.



"Disebabkan adanya awan Cumulonimbus di suatu wilayah dengan tingkat pertumbuhan yang lumayan besar dan tinggi, kemudian dasar awan yang relatif cukup rendah," jelasnya ketika dikonfirmasi, Sabtu (24/9).

Fenomena hujan batu es ini terjadi di wilayah Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Mijen hingga Kaliwungu, Kota Kendal. Peristiwa tersebut terjadi malam hari, Jumat (23/9). Hujan es seukuran kelereng itu terjadi sekitar pukul 20.00 WIB.

Pihaknya memperkirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang dan lebat akan terjadi pada 23 - 25 September 2022 di beberapa wilayah di Jawa Tengah. Kondisi hujan tersebut disertai kilat atau petir dan angin kencang.

Lebih lanjut, Untuk 23 September, akan terjadi di wilayah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kab atau Kota Magelang. Selain itu juga terjadi di beberapa kota lain seperti Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Temanggung, Kab. Semarang, Kendal, Salatiga, dan sekitarnya.

Kemudian potensi itu juga akan terjadi di daerah Cilacap, Banjarnegara, Banyumas, Kabupaten atau Kota Magelang, Purbalingga, Wonosobo, dan sekitarnya.

Namun untuk tanggal 25 September 2022 masih nihil.

Ia mengatakan BMKG terus mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan.

Cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung. Terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.

Berdasarkan analisis cuaca sementara BMKG, akan terjadi kelembapan relatif yang tinggi didukung dengan nilai indeks labilitas yang kuat. Sehingga mendukung proses terbentuknya awan konvektif di wilayah sekitar Kendal.

Selain itu, dari analisis citra satelit Himawari pada pukul 19.00 - 20.30 WIB menunjukan adanya pertumbuhan awan konvektif atau awan Cumulonimbus dengan suhu puncak awan terendah mencapai kisaran minus 80-100 derajad Celcius.

Menurut warga Kelurahan Sapen, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Basuki Rahmad (24) mengatakan sempat terkejut dengan turunnya hujan es itu. Ia juga kondisi hujan itu berbarengan dengan angin kencang dan petir yang menggelegar. Aliran listrik di kampungnya sempat padam.

“Hujan esnya enggak terlalu besar. Anginya malahan yang besar. Pager kayu samping rumah saya sampai rusak," pungkasnya. (fj)

(zend)