Pend & Budaya

Disdikbud Boyolali dan Arkeolog Yogyakarta Teliti Temuan Benda Purbakala di Tlawong

Pend & Budaya

30 September 2022 14:23 WIB

Sekretaris Dinas Waskito Raharjo (kanan) dan Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Boyolali Biyanto saat dilokasi Situs Gumuk Watu Serut di Desa Tlawong, Kecamatan Sawit. Kamis (29/9). (Foto: Humas Pemkab Boyolali)

BOYOLALI, solotrust.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali bersama tim arkeolog Yogyakarta melakukan penelitian terhadap benda-benda purbakala, situs Gumuk Watu Serut di areal persawahan Desa Tlawong, Kecamatan Sawit, Boyolali.

Sekretaris Disdikbud Boyolali, Waskito Raharjo menjelaskan, penelitian ini dilakukan dengan tujuan penyelamatan dan pelestarian terhadap benda-benda purbakala yang berada di wilayah Boyolali.



“Penyelamatan ini kita lakukan arkeolog asal Yogyakarta bersama Disdikbud Boyolali dan sejumlah tokoh masyarakat di desa Tlawong, Sawit,” kata Waskito dalam rilis humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, Kamis (29/9).

Waskito menambahkan saat ini tim ahli melakukan pengukuran lokasi situs purba tersebut. Setelah itu, tim ahli berlanjut pada sudut yang diberi tanda titik oleh tim ahli yang selanjutnya akan dilakukan penggalian.

“Pada sudut lokasi situs ini dikasih tanda titik, kemudian dilakukan penggalian. Ya, penggaliannya diperkirakan selama dua minggu,” jelas dia.

Sementara itu, Konsultan Arkeologi Yogyakarta, Dwi Kurnia Sandy menjelaskan, mulai Kamis (29/9) akan melakukan pengukuran serta penggalian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui luasan lokasi situsnya. Selain itu, kegiatan ini juga untuk mengetahui sejumlah struktur yang belum ditemukan.

“Kita sudah memasang garis benang dan sejumlah titik untuk mengetahui jumlah strukturnya. Sampai saat ini belum mengetahui luasan dan kedalamannya berapa tersebut diketahui di hari akhir nanti,” jelas Dwi.

Hingga saat ini, pihaknya belum bisa menjelaskan apakah situs ini merupakan peninggalan dari agama apa. Namun, apabila dilihat dari jenis situs pada permukaannya mengarah pada agama Hindu.

“Sebenarnya kita belum bisa menyimpulkan, namun kalau melihat pada permukaan situs yang di luar, sepertinya milik agama Hindu,” ungkapnya.

Dwi mengungkapkan sampai saat ini baru ditemukan dua situs yang berada dipermukaan.

“Ya, jadi sampai saat ini kita belum bisa memastikan jumlah situs yang berada disini, yang pasti baru ada dua situs yang berada dipermukaan ini,” tambahnya.

Menurut Kepala Desa Tlawong Joko Tri Wijianto, sudah mengetahui adanya situs di areal persawahan tersebut sejak lama. Situs tersebut menjadi cerita turun temurun dari nenek moyang.

“Sebenarnya saya mendengar situs itu sudah lama. Belum lama ini kami mendapat informasi dari Disdikbud Boyolali bahwa situs tersebut akan dilakukan pemugaran, kemudian kami informasikan kepada warga saya,” katanya.

Pihaknya mengatakan tanah tersebut sudah memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM), maka apabila akan dilakukan penggalian, Disdikbud harus terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan pemilik lahan.

“Ya, ternyata Disdikbud Boyolali sudah koordinasi dengan pemilik lahan, ya kami persilahkan,” ungkapnya. (anda)

()