Ekonomi & Bisnis

Survei: 78 Persen Profesional Bisnis Siap untuk Metaverse, Keandalan Jaringan Masih Jadi Hambatan

Ekonomi & Bisnis

1 Oktober 2022 12:05 WIB

Ilustrasi dunia virtual. (Foto: Pixabay/Riki32)

Solotrust.com - Sebuah studi global baru yang dilakukan oleh Ciena telah mengungkap seberapa siap para profesional bisnis untuk berkolaborasi di dunia maya.

Penelitian ini mensurvei total 15 ribu profesional bisnis, termasuk seribu profesional di masing-masing negara/wilayah, yakni Inggris, Jerman, Norwegia, Timur Tengah, Australia, Denmark, Jepang, Kolombia, India, AS, Filipina, Meksiko, Brasil, Indonesia dan Singapura. Penelitian dilakukan oleh Sensuswide atas nama Ciena pada Juni 2022.



Menurut temuan, seperti dilansir Business Wire Jumat (30/9), 96 persen dari 15 ribu orang yang disurvei melihat nilai dari pertemuan virtual, dan lebih dari tiga perempat (78 persen) mengatakan mereka akan berpartisipasi dalam pengalaman yang lebih mendalam seperti metaverse dibanding alat saat ini, seperti video konferensi.

Pendapat tentang metaverse pun bervariasi di seluruh wilayah.

Secara global, 87 persen responden menegaskan bahwa mereka akan merasa nyaman melakukan rapat SDM di ruang virtual. Di tingkat negara, India tertinggi dengan berada di angka 97 persen, disusul Filipina dengan 94 persen. Sementara Jepang terendah dengan 57 persen.

Menurut temuan tersebut, dua manfaat utama dari pertemuan virtual adalah peningkatan kolaborasi dan kenyamanan.

Di tingkat global, ketika memilih avatar untuk dunia virtual, 35 persen akan memilih avatar yang mencerminkan diri mereka di dunia nyata, 22 persen akan memilih versi idealis dan hanya 10 persen yang akan memilih tokoh budaya pop.

Selain itu, 71 persen profesional melihat metaverse menjadi bagian dari praktik kerja yang ada, dan 40 persen berpikir bisnis mereka akan beralih dari lingkungan kolaborasi tradisional/statis ke platform berbasis realitas virtual yang lebih imersif dalam dua tahun ke depan.

Meskipun minat telah tumbuh di kalangan profesional, kinerja jaringan yang tidak dapat diandalkan (sebesar 38 persen secara global), disebut sebagai perhatian utama yang menghambat, diikuti oleh keyakinan bahwa platform imersif belum tersedia secara luas.

"Keandalan jaringan dapat dilihat sebagai penghalang untuk mewujudkannya hari ini, tetapi penyedia layanan tahu ada permintaan dan sudah berinvestasi dan menguji untuk membuat jaringan lebih cepat, lebih cerdas, dan mendekatkan mereka ke pengguna.” kata Steve Alexander, Wakil Presiden Senior dan Chief Technology Officer Ciena.

"Kami akan terus mendengar pembicaraan seputar apa itu metaverse atau bisa jadi dalam beberapa bulan dan tahun mendatang, tetapi tidak ada kasus penggunaan yang menarik yang dapat dicapai tanpa jaringan dasar yang kuat, dicampur dengan teknologi terbaru dan terhebat yang mendukung latensi sangat rendah dan bandwidth tinggi yang meningkatkan tuntutan realitas," tambah Alexander. (Lin)

(zend)