SEMARANG, solotrust.com – Apakah Kak David pernah di-bully?," tanya gadis berusia 15 tahun kepada David Beckham.
Siapa sangka, legenda sepak bola yang namanya sudah malang-melintang di klub papan atas Eropa ini, ternyata pernah menjadi bahan tertawaan temannya sewaktu sekolah. Beckham pun menceritakan kisahnya itu kepada Sripun.
"Iya, saya di-bully waktu kecil karena saya pendiam. Waktu saya di-bully dulu, saya tidak bilang ke siapa pun. Itu salah. Tindakan yang benar seharusnya adalah melaporkan ke guru dan orang tua,” cerita Beckham kepada gadis itu, Sripun.
Sripun, pemilik nama lengkap Sri Pundati, merupakan siswi SMPN 17 Semarang. Putri bungsu dari tiga bersaudara pasangan Yunani dan Sarjono itu tinggal di Jangli Gabeng RT 5 RW 2, Tembalang Semarang.
Apa yang dirasakan Beckham ‘kecil’, itu lah yang pernah dialami juga oleh Sripun. Sripun pernah menghadapi dan merasakan menjadi korban bullying di sekolah. Ia dikucilkan oleh teman-temannya. Sripun adalah korban perundungan atau bullying ketika masih duduk di bangku sekolah dasar.
Namun, Sripun tetap fokus untuk mendukung teman-temannya yang ada di situasi sulit. Bahkan oleh teman-temannya, Sripun didaulat sebagai Agen Perubahan karena giat melakukan pencegahan dan mengampanyekan anti-perundungan.
Itu lah yang mendasari Beckham mengunjungi Sripun di Semarang, sejak Selasa hingga Rabu (27-28/3/2018). Beckham menjadi 'UNICEF Goodwill Ambassador' untuk bertemu dengan anak-anak yang mengalami kekerasan dan intimidasi di kelas, dan mendukung program anti-intimidasi di sekolah-sekolah.
Data dari UNICEF menyebutkan, kekerasan dan intimidasi teman sebaya adalah salah satu isu utama mengenai anak muda di Indonesia. Lebih dari satu dari lima anak berusia 13-15 tahun telah diganggu, sekitar 18 juta anak secara total, dan satu dari tiga anak lainnya telah diserang secara fisik di sekolah-sekolah.
“Kekerasan ini meningkatkan risiko kesehatan mental yang buruk di antara anak-anak dan menyebabkan putus sekolah di awal sekolah,” tulis UNICEF dalam keterangan resminya.
Baca juga : Di Semarang, David Beckham Temui Sripun
Lewat lawatan Beckham ini, Sripun menceritakan kisahnya kepada dunia akan aksi nyata yang pernah ia alami, dan bagaimana ia menjadi agen perubahan untuk mencegah aksi serupa.
“Bertemu Sripun, 15 tahun, dari Indonesia. Saya senang memberitahu Anda bahwa ia akan mengambil alih Instagram Stories saya besok. Saya tidak sabar menunggunya untuk berbagi kehidupannya di Indonesia dengan Anda semua dan bagaimana ia menangani bullying di sekolah dan komunitasnya. @UNICEF #Endviolence,” tulis Beckham dalam Instagram pribadinya, Selasa (27/3/2018).
Benar saja, Sripun mengambil alih Instgram Stories milik Beckham dan mengenalkan diri serta anggota agen perubahannya. Sripun tidak sendiri, bersama teman-temannya, mereka gencar mendengungkan gerakan anti-bullying di lingkungan sekolah.
Dengan agak malu-malu, Sripun memegang ponsel dan mulai "membajak" Instagram Stories milik suami dari Victoria Adams itu.
“Hai temen-temen saya Sripun, dan ini temen-temen saya. Kami semua anggota dari Agen Perubahan dan kita anti-bullying,” cerita Sripun di Instagram Stories Beckham, dengan menunjukan beberapa temannya yang disebut sebagai agen perubahan, kemarin siang.
Beckham pun melihat langsung bagaimana sekolah tempat Sripun belajar, mengambil pendekatan yang berfokus pada siswa dengan melibatkan tidak hanya anak-anak yang telah di-bully, tetapi anak-anak yang sebelumnya telah menindas orang lain.
Dengan skema seperti ini, kelompok yang dinominasikan oleh teman-temannya sebagai agen perubahan, dilatih tentang isu-isu bullying dan diajarkan bagaimana menciptakan lingkungan yang positif. Sementara guru, memastikan ruang kelas tetap bebas dari hal-hal yang berbau kekerasan.
Beckham berujar bahwa program pencegahan bullying saat ini di Indonesia telah menguntungkan 7.000 anak, dengan hasil awal menunjukkan bahwa bullying telah berkurang hampir 30% dalam program percontohan awal ini.
“Saya merasa sangat bangga melihat bagaimana saya membantu UNICEF mengatasi bullying dan kekerasan di sekolah-sekolah di Indonesia, dan pada akhirnya menjaga anak-anak, terutama perempuan, aman di sekolah mereka sehingga mereka dapat melanjutkan pendidikan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik,” tutur mantan pemain Timnas Inggris itu.
(way)