TAI’NAN, Solotrust.com –Atlet Panjat Tebing Indonesia kembali meraih prestasi dalam ajang internasional. Dalam ajang final International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup 2018 yang berlangsung diTai’nan, Cina (13/5/2018), wakil-wakil Indonesaia berhasil naik ke podium juara karena menyabet 2 medali perak dan 1 medali perunggu dalam nomor speed.
Di nomor speed world record perorangan putra, Indonesia menempatkan enam dari tujuh atlet yang berlaga di final. Sementara itu di nomor speed world record perorangan putri, empat dari tujuh atlet yang berlaga sukses menembus babak final. Ya, dalam kejuaraan ini Indonesia menurunkan 14 atletnya.
Dua medali perak masing-masing dipersembahkan oleh Sabri di nomor speed world record perorangan putra dan Agustina Sari di nomor speed world record perorangan putri. Adapun medali perunggu didapat dari Aries Susanti Rahayu yang juga berada di nomor speed world record perorangan putri.
Sebelum melaju ke babak big final, Sabri terlebih dahulu mengalahkan kompatriotnya Aspar Jaelolo dengan selisih waktu yang tipis: 0,01 detik. Sabri mencatatkan waktu 5,70 detik sedangkan Aspar 5,71 detik. Sayangnya dalam partai puncak, Sabri gagal mengalahkan atlet asal Perancis Bassa Mawem. Sabri yang mencatatkan waktu 5,75 detik kalah cepat dengan Bassa yang mencatatkan waktu 5,68 detik. Bagi Sabri, raihan medali perak ini adalah yang terbaik sepanjang karirnya di panjat tebing.
“Senang. Cuman apa ya 50 persen senang, 50 persen tidak. Soalnya tadi harusnya bisa emas. Tetap syukur aja dapat perak karena ini pencapaian tertinggi saya di panjat tebing,” ungkap Sabri seusai laga seperti dilansir dari laman resmi laman resmi Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing (PP FPTI) hari ini, Senin (14/4/2018).
Dalam babak final nomor speed world record perorangan putri, Agustina Sari harus mengakui kecepatan atlet Perancis Anouck Jaubert yang mencatatkan waktu 7,62 detik, terpaut 0,12 detik dari catatan waktu Agustina sari yang hanya 7,74 detik. Capaian ini cukup membuat Agustina Sari semakin percaya diri menatap Asian Games bulan Agustus mendatang
“Kalau sekarang lebih percaya diri. Insya Allah siap menghadapi Asian Games,” ujar Agustina dengan penuh keyakinan.
Senada dengan Agustina, Aries Susanti Rahayu juga merasa lebih mantap menghadapi Asian Games setelah mengikuti tiga kejuaraan dunia sebagai program try out pemusatan latihan nasional timnas sport climbing. Aries harus puas dengan medali perunggu setelah dua kali terpeleset pada babak small final maupun babak big final.
Menanggapi raihan medali di Tai’an ini, pelatih kepala timnas sport climbing Indonesia, Caly Setiawan mengaku cukup puas. Menurut Caly perolehan medali ini bisa menjadi tolok ukur kesiapan menghadapi Asian Games yang semakin dekat.
“Dari sembilan medali yang tersedia di tiga seri kejuaraan dunia yang kita ikuti, kita berhasil membawa pulang tujuh medali. Ini cukup bagus bagi atlet dan juga tim,” terang Caly. Selain itu, lahirnya peraih medali yang baru dari Indonesia dinilainya juga menjadi sinyal bahwa Indonesia memiliki banyak atlet panjat level dunia. (Lin)
(wd)