Hard News

Kapal Bambu Laminasi Pertama di Dunia Bakal Diproduksi di Indonesia

Hard News

4 Juli 2018 02:08 WIB

Menteri Susi Pudjiastuti naik kapal Baito Deling 001 (Dok Instagram @susipudjiastuti115)

SURABAYA, solotrust.com - Bernama Baito Deling 001, kapal berbahan bambu laminasi pertama di dunia baru saja diresmikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Senin (2/7/2018) sebagaimana dilansir dari laman berita Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Baito Deling 001 adalah hasil penelitian dosen Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bernama Heri Supomo. Ia telah mengembangkannya sejak 2012 lalu. Inovasi dengan teknik laminasi atau penggabungan bilah bambu hingga membentuk papan atau balok tersebut adalah yang pertama kalinya di dunia.



Baito Deling 001 berasal dari Bahasa Jawa, ‘baito’ yaitu kapal atau perahu, sedangkan ‘deling’ yaitu bambu. Baito Deling 001 ini memiliki dimensi panjang 6 meter, lebar 2,2 meter, tinggi 0,8 meter, dan mampu berlari hingga 7 unit, dengan daya tampung 2 GT. Baito Deling 001 juga dilengkapi 10 kursi duduk yang cukup nyaman.

Pada kesempatan tersebut, Rektor ITS Prof Joni Hermana mengungkapkan bahwa investor kapal telah mempresentasikan kapal tersebut di Inggris. Hasilnya kapal tersebut telah dinyatakan sebagai kapal pertama di dunia dengan penggunaan bambu seluruhnya. Ia juga mengatakan kesiapan ITS untuk memproduksi kapal ini secara massal sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat.

Sementara itu, pencipta kapal Heri Supomo mengatakan, kapal bambu tersebut lebih cocok digunakan sebagai kapal wisata. Bahkan menurutnya sudah ada beberapa investor yang menawarkan diri.

“Pariwisata yang pertama kali yang memesan kita sudah lakukan studi desain. Ini untuk di Karimun Jawa, ada di Lombok, dan Pulau Komodo. Setelah studi didesain nanti akan dibangun,” kata Heri.

Menteri Susi yang hadir untuk meresmikan peluncuran kapal tersebut pun memuji hasil karya ini.

“Ini inovasi yang bagus dan kita harus coba pakai. Ini juga sebuah pilihan pada saat hutan kita sudah habis. Kayu tidak ada karena makin mahal dan nelayan kita memerlukan kapal-kapal ukuran seperti ini. Jadi sangat bagus," puji Susi sesaat setelah meresmikannya di Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran, Surabaya.

Dalam kesempatan itu, Susi juga melakukan uji coba kapal tersebut dengan berkeliling di Pantai Kanjeran.
Susi berharap kapal Baito Deling 001 tersebut tak hanya dijadikan arketipe, tetapi juga diujikan lebih lanjut sehingga dapat diaplikasikan secara luas melalui produksi secara massal.

“Saya berharap ini bisa difinalisasi menjadi sebuah produk. Jadi bukan hanya sekadar prototype trial, tapi dicoba benar supaya bisa diaplikasikan dan diimplementasikan,” katanya.

Susi berpendapat, inovasi ini dapat dijadikan solusi atas mahalnya bahan baku kayu yang dibutuhkan nelayan untuk membuat kapal. “Jadi bambu tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk membuat angklung, tapi juga dapat digunakan untuk membuat kapal,” lanjutnya.

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa penggunaan bahan bambu rentan terhadap kelembaban sehingga dibutuhkan perlakuan dan penanganan yang baik dan tepat. Susi menyadari juga memang tak semua produk baru mudah diterima masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan sertifikasi untuk menjamin mutunya.

“Selama ini banyak karya anak bangsa terhambat sertifikasi karena sertifikasi sering dimanfaatkan oknum-oknum tidak bertanggung jawab,” tuturnya.

Oleh karena itu, Susi ingin dilakukan sertifikasi yang benar karena di era globalisasi ini setiap negara membutuhkan sertifikasi untuk melindungi karya anak bangsa.

“Negara dengan produksi yang bagus, kualitas, dan efisiensi (produk) bagus akan sukses,” katanya.

Melalui Instagram pribadinya, Selasa (3/7/2018), Susi pun memposting dirinya yang tengah menaiki kapal Baito Deling 001 tersebut.

“Kemarin saya berkunjung ke Surabaya untuk meresmikan peluncuran kapal yang seluruhnya berbahan bambu laminasi pertama di dunia buatan @its_campus. Kapal ini dinamakan Baito Deling 001. Ini merupakan inovasi yang bagus di saat harga kayu mulai mahal. Kapal dengan ukuran ini adalah yang dibutuhkan oleh para nelayan. Saya harap ini dapat difinalisasi segera menjadi produk jadi agar dapat digunakan oleh nelayan Indonesia. Saya sendiri sempat uji coba kapal prototype Baito Deling 001, berlayar di Pantai Kenjeran,” tulisnya dalam akun @susipudjiastuti115.
 

(way)