SOLO, solotrust.com – Gerhana bulan total (GBT) yang terjadi pada 28 Juli 2018 merupakan gerhana bulan terlama di abad ini. Dari fase gerhana total mulai hingga gerhana total berakhir akan berlangsung selama 1 jam 43,6 menit.

Kenapa durasi gerhana bulan total kali ini lebih lama?

Berdasarkan keterangan resmi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lamanya durasi totalitas gerhana bulan total 28 Juli 2018 disebabkan oleh tiga hal.

“Penyebab pertama adalah saat puncak gerhana terjadi, posisi pusat piringan Bulan dekat sekali dengan pusat umbra Bumi,” tulis BMKG dalam rilisnya.

Satuan radius equatorial Bumi dilambangkan dengan Gamma. Secara umum, semakin kecil nilai absolut Gamma, semakin lama durasi totalitas GBT yang terjadi. Berdasarkan perhitungan, nilai Gamma untuk gerhana bulan 28 Juli adalah 0,1168.

Penyebab kedua adalah gerhana kali ini terjadi pada saat Bulan berada di sekitar titik terjauhnya dari Bumi, yang dikenal sebagai titik apoge.

“Berdasarkan perhitungan, Bulan mencapai titik apoge pada 27 Juli 2018 pukul 12:44 WIB sejauh 406.223 km. Empat belas jam kemudian, tepatnya ketika puncak gerhana terjadi, jarak Bumi-Bulan menjadi lebih dekat 270 km daripada saat di apoge tersebut,” tulis BMKG.

Semakin jauh jarak Bumi-BUlan, maka akan semakin kecil penampakan ukuran Bulan. Hal itu berpotensi menyebabkan Bulan akan lebih lama berada di umbra Bumi jika dibandingkan dengan Bulan saat berada di daerah titik perigenya.

“Penyebab ketiga adalah pada Bulan Juli Bumi sedang berada di sekitar titik terjauhnya dari Matahari, (aphelion), yaitu yang terjadi pada 6 Juli 2018 pukul 23:47 WIB dengan jarak 152 juta km. Pada saat puncak gerhana terjadi, jarak Bumi-Matahari lebih dekat 184 ribu km dari saat di aphelion tersebut,” tulis BMKG.

Semakin jauh posisi Bumi-Matahari, kerucut umbra yang terjadi menjadi semakin panjang dan lebih besar  jika dibandingkan saat Bumi berada di sekitar titik terdekatnya dari Matahari.

(way)