SOLO, solotrust.com-Pelajar dari Jawa Tengah mengikuti forum tahunan yang yang melibatkan 500 pelajar tingkat SMA-SMK-MA dari seluruh Indonesia. Forum Pelajar Indonesia yang sudah memasuki tahun ke-10 ini dilaksanakan di Jakarta, 8-11 Agustus 2018.
Forum tersebut diikuti pelajar yang mempunyai kapasitas dan integritas. Bahkan untuk bisa mengikuti forum itu, peserta yang mendaftarkan harus mengirim video bertemakan ‘Terima Kasih Indonesia’ atau ‘Gotong Royong’. Mereka juga harus membuat esai.
“Persyaratannya tak mudah. Saya sendiri memilih membuat video yang bertemakan ‘Terima Kasih Indonesia’. Saya mengambil gambar para atlet difabel yang akan berlaga di Asian Para Games (APG) 2018 untuk melengkapi video yang saya siapkan,” kata Eugenia Ivana Kasatyo, pelajar dari SMA Negeri I Klaten kepada Solotrust.com, Selasa (7/8/2018).
Menurut dia forum yang diselenggarakan Indonesia Student & Youth Forum (ISYF) itu sangat bermanfaat karena menambah wawasan para pelajar. Apalagi dirinya akan bertemu dengan pelajar dari seluruh Indonesia. Dalam penyelenggaraan forum bertemakan “Kerja Bersama” itu, ISYF berkolaborasi dengan pemerintah, swasta, pengusaha, berbagai organisasi masyarakat sipil dan media
“Titik berat dari forum itu adalah menambah wawasan bagi pelajar. Kami bangga karena dari sekolah kami ada pelajar yang lolos mengikuti forum. Ini kegiatan yang bermanfaat dan setelah mengikuti forum itu, siswa dari sekolah kami bisa menularkannya kepada adik kelasnya,” ujar Kepala SMAN 1 Klaten, Kawit Sudiyono.
Dari Jateng ada sembilan pelajar yang mengikuti Forum Pelajar Indonesia. Selain Ivana ada Ivan Afifah Najwa yang juga berasal dari Klaten (SMAN I Karanganom), Qori Atul Hidayah (SMAN 2 Sukoharjo, Muchamad Ravi Ramadhani (SMAN 2 Wonosobo), Doni Damai (SMAN 1 Kendal), Arifin Putra (SMK Muhammadiyah 2, Belik, Pemalang), termasuk mereka yang berasal dari SMA Taruna.
“Saya sangat senang bisa mengikuti forum tersebut. Apalagi, saya bisa bertemu dan berbagi pengalaman dengan orang-orang hebat,” kata Qori.
Kebanggaan mengikuti forum juga disampaikan Arifin, pelajar dari pelosok di Pemalang. Dia mengakui motivasi dan semangat mengikuti forum sempat menurun karena masalah finansial.
“Meski menghadapi banyak rintangan, tetapi saya akhirnya bisa mengikuti forum. Ini kebanggaan bagi saya yang tinggal dan bersekolah di pelosok di lereng Gunung Slamet. Di daerah kami, fasilitas pendidikan masih kurang. Kesadaran masyarakat untuk sekolah juga minim. Sebagai generasi milenal, saya ingin ikut berperan memperbaiki masalah tersebut,” ucap Arifin.
Forum memberi kesempatan bagi pelajar bertemu dengan para pemegang kebijakan dari berbagai pihak. Dari forum itu, pelajar diharapkan bisa memahami hak dan kewajibannya sehingga menjadi agen perubahan dan duta promosi berbagai kebijakan dalam berbagai bentuk kegiatan positif di daerah masing-masing. (dit)
(wd)