SOLO, solotrust.com - Potret kelam sepak bola Indonesia kembali memakan korban. Kericuhan yang terjadi pascapertandingan PSMS Medan kontra Persita Tangerang di kompleks Lapangan Stadion Mini Persikabo, Bogor, Rabu (11/10/2017) menewaskan seorang pelajar STM PGRI Serpong, Banu Rusman.
Pelajar 17 tahun asal Serpong, Tangerang Selatan itu harus meregang nyawa setelah mengalami pendarahan otak. Banu, merupakan pendukung tim Persita yang tewas diduga akibat polah tak terpuji oknum prajurit TNI yang kala itu menjadi pendukung kesebelasan PSMS Medan. Oknum prajurit TNI diketahui merupakan tentara dari Divif 1 Kostrad Cilodong.
Lantas, mengapa para prajurit TNI sampai berada di dalam stadion sekaligus menjadi suporter PSMS? Meskipun tidak bisa dipastikan sebab musababnya, namun secara struktural ada keterikatan antara PSMS Medan dengan sosok Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi. Edy Rahmayadi merupakan Ketua Umum PSSI, dan juga pembina PSMS Medan sejak 2015.
Polah tak terpuji oknum prajurit TNI juga memakan belasan korban luka. Dilansir dari tirto.id, bahkan oknum tentara itu sampai mengamuk, menonjok, dan memukul menggunakan bambu terhadap suporter Persita.
Awalnya, beberapa suporter Persita (Ultras Casual) masuk ke dalam area lapangan untuk memprotes manajemen Persita atas kekalahan 0-1 dari PSMS. Hasil tersebut membuat Persita gagal lolos ke babak delapan besar Liga 2.
"Lalu di tribun selatan ada kejadian lempar-lemparan. Nah di situ tentara mulai ngamuk membabi buta. Suporter ditonjok, ditendang, dan dipukul pakai bambu. Sampai-sampai pintu stadion mereka suruh ditutup agar kami tidak bisa keluar lapangan. Yang lolos ke luar lapangan pun ditonjok," ujar Dimas Nur Setianto, Koordinator Wilayah Tangerang Selatan Viola Wayang Persita, Kamis (12/10/2017) malam, dikutip dari tirto.id.
Para oknum tentara itu berbondong-bondong masuk ke dalam lapangan. Dalam video yang banyak beredar, terlihat oknum TNI yang mengenakan seragam olahraga mengejar, bahkan mengeroyok suporter Persita yang tampak mengenakan baju warna ungu.
Imbasnya, belasan orang mengalami luka-luka hasil bogem mentah, juga pelemparan batu. Yang paling parah, hingga memakan korban jiwa.
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memberikan tanggapan terkait kerusuhan yang terjadi usai pertandingan PSMS melawan Persita. Melalui Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono, pihaknya berjanji akan mengusut dan mendalami kasus tewasnya Banu.
"PSSI akan mendalami kasus yang sangat serius ini. Komisi Disiplin segera bersidang untuk membuat keputusan yang tepat terkait peristiwa itu," ujar Joko kepada Antara di Jakarta, Kamis (12/10/2017).
Sementara itu, Edy selaku Ketum PSSI sekaligus Pangkostrad memastikan bahwa oknum prajurit TNI yang berada terlibat di dalam stadion kebanyakan dari Kostrad. Meski banyak dari suporter Persita yang terluka, namun Edy juga menambahkan jika anggota TNI juga ada yang bocor kepalanya.
Secara tegas Edy menjamin akan menghukum oknum prajurit TNI yang terbukti terlibat. Pihaknya akan mendalami pangkal persoalannya.
“Sudah pasti akan saya hukum. Kebanyakan memang dari Kostrad itu. Ada beberapa juga yang dari masyarakat. Suporter ini (TNI) juga dilempari kepalanya sampai bocor. Saya akan cari tahu ini apa persoalannya. Untuk sementara, saya tidak izinkan prajurit-prajurit masuk ke stadion (menonton pertandingan)," terang Edy.
(way)
(Redaksi Solotrust)