Solotrust.com - Erina Gudono, istri Kaesang Pangarep, sekaligus menantu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), menjadi sorotan tajam di media sosial setelah mengunggah foto sepotong roti berharga Rp400 ribu di Instagram Story-nya. Unggahan ini menarik perhatian publik di tengah gelombang panas protes masyarakat Indonesia melalui gerakan Seruan Peringatan Darurat.
Sebagai informasi, Seruan Peringatan Darurat adalah aksi masyarakat bertujuan mengawasi dan memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan keadilan. Gerakan ini juga menyoroti kritik keras terhadap pemerintah, khususnya mengenai masalah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pencalonan kepala daerah yang dibegal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui revisi Undang-Undang Pilkada yang berlangsung kilat di Badan Legislasi DPR.
Revisi undang-undang yang dipercepat secara mendadak ini menambah kekhawatiran tentang transparansi dan akuntabilitas dalam proses legislasi. Di tengah situasi itu, unggahan Erina Gudono mengenai roti mahal menambah kontroversi.
Banyak netizen menilai unggahan ini menunjukkan ketidakpekaan Erina Gudono terhadap situasi sosial dan politik yang tengah memanas. Menurut netizen, foto roti disertai caption pengakuan harga yang fantastis muncul sebagai simbol gaya hidup hedonis. Hal ini kontras dengan realitas kehidupan sebagian besar rakyat Indonesia yang tengah menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan sosial.
Reaksi netizen di berbagai media sosial mencerminkan ketidakpuasan mereka terhadap Erina Gudono. Beberapa komentar membandingkan gaya hidup menantu Jokowi ini dengan Marie Antoinette, istri Raja Louis XVI dari Prancis yang terkenal dengan kemewahan hidupnya di tengah krisis melanda Prancis. Dengan perbandingan ini, netizen saling menunjukkan kesamaan dalam ketidakpedulian terhadap kesulitan rakyat serta pemborosan yang dianggap tidak pantas di tengah ketimpangan sosial.
Marie Antoinette dikenal dengan gaya hidup mewah dan pemborosannya yang sering dikritik di tengah kesulitan ekonomi dihadapi rakyat Prancis pada masa itu. Unggahan Erina Gudono dinilai netizen tidak sensitif ini memicu perdebatan tentang tanggung jawab figur publik dalam menunjukkan empati terhadap situasi sosial dan ekonomi yang sedang berlangsung. (Rosa Indria)
(and_)
