Hard News

Ini 4 Kondisi Manusia yang Tidak Bisa di Vaksin

Hard News

23 September 2018 20:12 WIB

Ilustrasi.

JAKARTA - Setiap tindakan medis, termasuk pemberian vaksin, ada indikasi dan kontra indikasinya.  Kontra indikasi ada 2, yakni yang sifatnya mutlak dan yang sifatnya masih bisa diupayakan.

Pada vaksin, terutama untuk yang memasukkan bakteri atau virus yang dilemahkan ke dalam tubuh manusia, perlu perhatian khusus. Bagaimanapun, vaksin memiliki materi genetik yang sangat kompleks dan tidak mungkin dihilangkan benar.



Dr. Ahmad Faried, Dosen dan Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang juga anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), pada Jumat (21/9/2018), mengungkapkan ada 4 tipe kondisi orang yang tidak boleh diberikan vaksin.

Pertama adalah orang dengan kondisi congenital disease (cacat bawaan atau cacat lahir). "Yang congenital disease tidak akan diberikan (vaksin) dengan harapan kalau lingkungannya tervaksin baik, dia tidak mendapat kuman, bakteri, virus dari tempat lain," tutur Dr. Faried.

Kedua, orang dengan kondisi penyakit auto imun. "Pasien yang punya penyakit auto imun sejak lahir, sistem kekebalan tubuhnya hilang. Virus seperti batuk atau debu jika masuk ke tubuh (pasien ini) akibatnya fatal, bahkan mematikan, karena tidak ada yang melawan. Nah itu pasti tidak akan diberikan vaksin," ujar Dr. Farief.

Ketiga, yaitu orang dengan pengobatan steroid. Contohnya pada perawatan kanker. Kanker  itu pertumbuhan selnya membuat jaringan sekitarnya bengkak, terutama yang di otak, kepala. Pada kondisi tersebut, biasanya dokter akan memberikan obat-obat steroid.  Kondisi dengan obat-obat steroid tersebut, tidak memungkinan untuk pemberian vaksin," kata Dr. Faried.

Keempat, yakni sub tipe orang-orang tertentu yang menjadi kontra indikasi dominan atau kontra indikasi mutlak. "Harapannya, dia akan hidup di lingkungan orang-orang yang tervaksin. Harapannya, dia istilahnya meminimalisir kerusakan penyakit akibat kontaminasi dari orang lain," ucap Dr. Faried. #teras.id

(wd)