Hard News

Festival Gajah Gajahan, Reka Ulang Sejarah Kampung Gajahan Solo

Jateng & DIY

27 Oktober 2018 11:03 WIB

Sebuah replika gajah dikirab dalam Festival Gajah Gajahan, Jumat (26/10/2018). (solotrust-adr)

SOLO, solotrust.com - Kampung Gajahan memiliki nilai historis yang erat kaitannya dengan Keraton Kasunanan Surakarta. Melakukan reka ulang sejarah itu, warga Kampung Gajahan menggelar kirab Festival Gajah Gajahan pada Jumat (26/10/2018) sore.

Donnie Fadjar Kurniawan selaku Ketua Panitia Festival Gajah Gajahan mengatakan, kirab ini merupakan suatu bentuk rasa syukur warga sekaligus suatu bentuk penghormatan akan nilai historical yang ada. Keberadaan Kampung Gajahan ini tidak bisa dilepaskan begitu saja dari peran Keraton Surakarta.



"Apalagi jika mengingat peran serta kelima pangeran yang dulu bertempat tinggal di Gajahan tersebut, sangat berjasa dalam mengangkat dunia pendidikan di Kota Surakarta," kata dia kepada solotrust.com.

Donnie menuturkan, Kampung Gajahan konon merupakan suatu kampung yang dulunya adalah bekas kandang gajah milik Kraton Surakarta.

"Awal cerita dapat kita mulai dari masa perpindahan Keraton Kartasura ke Sala pada masa pemerintahan Pakubuwono ke-2," ceritanya.

Lanjutnya, keberadaan Kampung Gajahan juga ditandai dengan berdirinya lima bangunan rumah untuk para Pangeran Keraton, putra dari Pakubuwono X.

"Lima bangunan atau yang sering disebut ndalem tersebut adalah Ndalem Joyokusuman yang dulunya adalah tempat tinggal dari KGPH Djoyokusumo Inderechten, Ndalem Kusumabratan yang dulunya merupakan tempat tinggal dari KGPH Kusumobroto, Ndalem Hadiwijayan tempat tinggal dari KGPH Panembahan Hadiwijaya, Ndalem Prabuwinatan milik KGPH Prabuwinata, dan Ndalem Daryonegaran milik KGPH Daryonegara," bebernya.

Sementara itu, Agung Pramuji selaku Koordinator Kirab Budaya Festival Gajah Gajahan menerangkan, Festival Gajah Gajahan ini diawali dengan kirab budaya melakukan wilujengan di tempat yang dikatakan sebagai bekas kandang Gajah.

"Wilujengan ini pada intinya adalah menghaturkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah wilujengan, kirab dimulai dengan start di depan Kelurahan Gajahan," kata Agung.

Adapun urutan pengisi kirab adalah drumband dari SD Muhammadiyah 24 Gajahan, pembawa bendera dari SMP Kalam Kudus, Cantahan Balung, Komandan Festival, Bregodo Kyai Mukmin (RW II), Bregodo Srati Gajah Prono (RW I), Bregodo Djoyokusumo (RW III), Bregodo Patang Puluhan (RW IV dan V), Bregodo KGPH Panembahan Hadiwijoyo, Bregodo Reksoniti, Bregodo Bupati Carik (ndalem Carikan), HPPK, Paud RW III, Barisan RW VII, Gereja Katolik San Inigo Dirjodipuran, PKK, dan Gabungan Anak Masjid Reksoniten.

Dalam kirab budaya itu ditampilkan sebuah replika gajah, meriam, hingga gunungan yang berisi jajan pasar dan lain sebagainya.

Selain Kirab Budaya, rangkaian kegiatan Festival Gajahan dilanjutkan dengan bazar dan panggung hiburan untuk umum yang akan berlangsung pada tanggal 26 hingga 28 Oktober 2018.

Sebelumnya pada 21 Oktober 2018, telah dilakukan Sarasehan Budaya sebagai pre-event dari Festival Gajah Gajahan ini. Sarasehan yang mengambil tema Hamemayu Hayuning Tlatah Gajahan itu menampilkan narasumber BRAy Hj Siti Fatimah Retno Hapsari yang merupakan putri dari KGPH Djoyokusumo dan sebagai narasumber kedua KRHT Mufti Rahardjo. (adr)

(way)