Hard News

Kepala Basarnas: Penyelam yang Meninggal Adalah Relawan Berdedikasi

Hard News

4 November 2018 01:04 WIB

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi (Kiri) didampingi Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Polri Arthur Tampi.

JAKARTA - Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi mengungkapkan rasa duka atas meninggalnya Syahrul Anto, penyelam dari Indonesia Diving Rescue Team, saat proses pencarian pesawat Lion Air JT 610.

"Sebagai Kabasarnas, saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas gugurnya pahlawan kemanusiaan dari personel Indonesia Diving Rescue Tim," ucap Syaugi di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Sabtu (3/11/2018).



Syaugi memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada almarhum yang dianggap memiliki kapasitas dan kualitas, senioritas, dan memiliki jam terbang yang tinggi sebagai relawan yang penuh dedikasi. "Namun, jika Tuhan menghendaki hal lain, kita tidak dapat melawannya," kata Syaugi.

Syahrul Anto meninggal saat proses pencarian pesawat Lion Air JT 610 pada Jumat (2/11) sekitar pukul 21.30 WIB.

"Iya, benar. Sekitar pukul 21.30 WIB, jenazah dibawa ke Dermaga JICT (Jakarta International Container Terminal) 1 mengunakan kapal Pertamina Victory," kata Pimpinan Indonesia Diving Rescue Team (IDRT) Bayu Wardono di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Sebelumnya, Syahrul sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara. Namun, sesampainya di rumah sakit, Syahrul sudah tidak sadarkan diri. "Dinyatakan meninggal, pukul berapa tepatnya, kami enggak ada data. Terus sekarang dibawa ke rumah duka di Surabaya," kata Bayu.

Syahrul merupakan penyelam sipil yang berada di bawah Basarnas saat proses pencarian Lion Air PK-LQP. Terkait penyebab meninggalnya Syahrul, kata Bayu, timnya masih perlu melakukan investigasi.

"Basarnas yang urus semua, mulai dari dibawa ke RSUD Koja sampai ke kampung halamannya. Dimakaminnya juga pakai cara Basarnas," tutur Bayu. #teras.id

(wd)