Serba serbi

Pentingnya Radio Amatir Saat Terjadi Bencana

Teknologi

06 November 2018 09:02 WIB

Kegiatan workshop komunikasi tanggap bencana di Lorin Syariah Hotel, Minggu (4/11/2018). (solotrust-adr)

SOLO, solotrust.com - Komunikasi dan koordinasi menjadi hal yang amat penting di saat terjadi bencana. Baik itu untuk memberikan peringatan dini akan terjadi bencana, maupun untuk koordinasi pascabencana terjadi.

Kepala Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Kelas 1 Semarang Joni Adrian mengatakan, komunikasi merupakan hal vital dalam mengantisipasi kondisi bencana yang bisa terjadi tanpa diduga.



Hal itu ia ungkapkan saat pihaknya bersama Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) lokal Surakarta mengadakan workshop 'Komunikasi Tanggap Bencana', di Hotel Syariah Lorin, pada Minggu (4/11/2018).

"Melalui workshop ini kami mensinergikan dan koordinasi antarsemua relawan, jangan sampai komunikasi saat bencana simpang siur di lapangan, karena saat terjadi bencana komunikasi seluler pasti lumpuh," kata Joni kepada solotrust.com di sela acara.

Ia menceritakan, seperti waktu kejadian bencana Palu dan Donggala, selama tiga hari komunikasi seluler tidak bisa digunakan. Dengan adanya radio amatir ini mampu mem-back up komunikasi antarwilayah untuk penanganan bencana.

"Jangan sampai komunikasi simpang siur, tidak bisa berkomunikasi dengan baik di lapangan. Melalui kegiatan ini kami mengefektifkan lagi kegiatan ini di lapangan. Kami selaku otoritas frekuensi menjaga agar jangan sampai gangguan saat terjadi bencana," papar dia.

Pada kegiatan itu juga dilakukan simulasi oleh peserta bagaimana teknis dan mekanisme pengoperasian alat-alat radio amatir dalam keadaan bencana yang tepat sesuai dengan regulasi yang ada.

Sementara itu, Ketua Orari lokal Surakarta Sumartono Hadinoto mengatakan, dalam workshop ini disampaikan bagaimana cara komunikasi tanggap bencana yang baik dan benar.

"Dengan teknik komunikasi yang benar, pihak-pihak terkait bisa tepat memetakan bantuan dan mana yang harus di prioritaskan," ujarnya.

Dikatakan dia, workshop ini diikuti sebanyak 120 orang peserta terdiri dari Orari Solo Raya, RAPI, SAR se-Solo Raya dan PMI. Sementara saat ini anggota Orari Soloraya berjumlah sekitar 450 orang

"Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk meng-cover komunikasi saat terjadi bencana," jelasnya.

Organisasi amatir radio indonesia bagian dari bagian dari International Amateur Radio Union (IARU) yang merupakan Organisasi Amatir Radio Dunia. Ketentuan yang mengatur kegiatan Amatir Radio diatur pula dalam Radio Regulation yang di keluarkan oleh International Telecommunication Union (ITU). (adr)

(way)