Ekonomi & Bisnis

Oktober 2018, Inflasi Solo Terendah se - Jateng

Ekonomi & Bisnis

11 November 2018 15:34 WIB

Ilustrasi.

SOLO, solotrust.com - Angka inflasi di Kota Solo pada bulan Oktober 2018 mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya.

Kasi Statistik Distribusi BPS Kota Solo, M.A.B. Herninawati mengatakan, inflasi Kota Solo pada Oktober 2018 sebesar 0,24 %, sedangkan pada bulan September 2018 justru mengalami deflasi sebesar 0,19 %.



Laju inflasi disebabkan kenaikan harga yang ditunjukan naiknya angka Indeks Harga Konsumen (IHK). Dari 127,98 pada September menjadi 128,29 pada Oktober 2018.

"Pada Oktober 2018 inflasi Kota Solo sebesar 0,24%, di peringkat 48 dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya," ujarnya.

Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga, yaitu Pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,54 %. Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,41 %. Bahan makanan naik 0,39 %.

Kelompok sandang naik 0,24 %. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,14 %. Kelompok kesehatan naik 0,08 %. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,03 %.

Menurutnya, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax series yang terjadi pada awal Oktober lalu memicu pertumbuhan inflasi Kota Solo.

Adapun 10 komoditas utama penyumbang laju inflasi meliputi BBM, uang kuliah Perguruan Tinggi, cabai rawit, semen, sawi hijau, labu siam, apel, kubis, pir dan daun singkong.

"Dari total komoditas penyumbang laju inflasi itu, BBM memberikan kontribusi paling tinggi, sebesar 0,08 persen," paparnya.

Sementara itu, laju inflasi tahun kalender (Januari - Oktober) 2018 sebesar 1,65 % sedangkan laju inflasi year on year (yoy) atau Oktober 2018 terhadap Oktober 2017 sebesar 2,92 %.

Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada Oktober 2018 tercatat semua kota mengalami inflasi. Meski begitu, kota Solo yang terendah inflasinya di Jawa Tengah.

Dari 82 kota IHK nasilnal, sebanyak 66 kota mengalami inflasi dan 16 kota mengalami deflasi.

Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Palu, sebesar 2,27 % sedqngkan inflasi terendah di Cilegon, 0,01 %.

Sebaliknya, deflasi terbesar terjadi di Bengkulu, sebesar 0,74 % dan deflasi terkecil di Tangerang 0,01 %. (Rum)

(wd)