Hard News

PNRI Siapkan Lokananta Reborn

Jateng & DIY

29 November 2018 19:29 WIB

Kunjungan FH BUMN ke PNRI Lokananta, Laweyan, Solo. (solotrust-rum)

SOLO, solotrust.com - Studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta, akan dikembangkan menjadi destinasi wisata baru di Kota Solo. Hal itu diungkap oleh General Manager Pengembangan dan Pengendalian Bisnis Korporasi Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI), Chieko Handayana di sela kunjungan ke Lokananta, Laweyan, Solo, Kamis (29/11/2018).

Kunjungan tersebut merupakan rangkaian acara PR Tanpa Batas, yang diikuti sekitar 80 peserta dari Forum Humas (FH) BUMN bersama BUMN Insight mengunjungi Perum PNRI Cabang Solo - Lokananta.



Menurutnya, salah satu tujuan kunjungan ini agar peserta punya gambaran tentang Lokananta, yang merupakan bagian dari BUMN, sekaligus aset negara yang selama ini belum banyak diketahui orang apalagi oleh generasi milenial.

Dengan kunjungan ini mereka bisa tahu sejarah dan apa saja yang sudah diperbuat Lokananta di masa lalu atau nilai historisnya dan siapa saja yang pernah jadi bagian penting Lokananta yaitu musisi dan sastrawan.

"Lokananta adalah aset yang akan dikembangkan, dimaksimalkan dan dioptimalisasi. Kita bekerja sama dengan beberapa BUMN properti untuk mengembangkan bangunan Lokananta menjadi mumpuni, lebih sesuai dengan perkembangan zaman," paparnya.

Pihaknya berencana menjadikan Lokananta dengan bangunan baru nantinya menjadi magnet destinasi wisata baru di Solo. Sehingga selain memaksimalkan bangunan yang bagus juga akan diisi konten yang berkualitas.

Untuk itu, pihaknya akan bekerja sama dengan beberapa pemerhati seni dan budaya baik di Solo maupun Jakarta. Salah satunya ikut serta di acara Java Jazz menghadirkan Lokananta Stage. Juga bekerja sama dengan beberapa musisi senior yang memang menaruh perhatian terhadap Lokananta, seperti Titiek Puspa.

"Target pengembangan tahun depan sudah dimulai baik bangunan maupun konten," imbuhnya.

Pihaknya melakukan sinergi dengan beberapa BUMN seperti PT Jasa Marga Properti, Antara, Balai Pustaka, PP, PNRI, dan lainnya untuk bangunan. Untuk konten, akan dilakukan kerja sama dengan Glenn Fredly beserta kelompok Bumi dan Filosofi Kopi.

Chieko mengaku, kerja sama tersebut sudah mencapai taraf MoU. Namun, pihaknya akan melakukan perbaikan fisik bangunan Lokananta secara bertahap, yang dimulai tahun 2019 mendatang. Terlebih banyak sekali rekaman-rekaman yang sedang diproses terkait digitalisasi hingga hak ciptanya.


Dengan total 30.000 aset musik yang dimiliki Lokananta, pihaknya akan melakukan aransemen ulang supaya musik-musik lama bisa tampil di era masa kini dengan penyanyi-penyanyi muda agar sejarah tidak terputus. Misalnya, lagu-lagu Waljinah dibawakan lebih jazzy, Bossanova atau pop.

Harapannya, dengan bangunan dan konten yang bagus, kontinu, dan berkualitas, bisa memungkinkan dilakukan kerja sama dengan negara-negara lain. Tentu tanpa meninggalkan jati diri Indonesia sebab para pemusik lokal akan diajak kerja sama.

Lokananta juga diharap menjadi rumah musik Indonesia. Ia menekankan, Lokananta menjadi tanggung jawab anak bangsa melalui BUMN, bukan hanya tanggung jawab Perum PNRI saja.

Apalagi, Lokananta adalah aset negara yang menjadi ikon di mana studio rekaman Indonesia yang pertama kali. Dengan tujuan awal dulu adalah menunjukkan bahwa Indonesia punya budaya bangsa yang pantas disandingkan dengan negara-negara lain di Asia.

Ia mengungkap, ternyata Lokananta menjadi referensi negara-negara Asia untuk mengembangkan musik dan seni dulu hingga sekarang. Bahkan pemerintah Korea ada yang mencoba menggali Lokananta sebagai bahan referensi musik.

"Tujuan akhirnya Lokananta Reborn agar menjadi eksis lagi, kira-kira selesai dalam 3 sampai 4 tahun mendatang," tandasnya. (Rum)

(way)