SOLO, solotrust.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta akan mencarikan sekolah terdekat untuk anak dengan HIV/AIDS (AHDA) yang dikeluarkan dari sekolah.
Langkah itu diambil Pemkot usai mendengar adanya penolakan dari orang tua siswa terhadap sejumlah anak penghuni Yayasan Lentera yang bersekolah di SDN Purwotomo usai regrouping dengan SDN Bumi.
"Pertama kami coba carikan sekolah terdekat, kalau masih ada penolakan, alternatifnya home schooling di rumah singgah yang sedang kami bahas," jelas Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Jumat (16/2/2019).
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Etty Retnowati mengaku tengah memikirkan alternatif bagi ADHA agar tetap dapat mendapatkan pendidikan yang layak.
"Pertama kami upayakan untuk bersekolah di lokasi sesuai zonasi ada yang sudah menyatakan siap, tapi kan (penolakan) bukan dari sekolah, penolakan dari masyarakat, alternatifnya terakhirnya kita sediakan home schooling bagi mereka, jika memang penolakan terus mengalir, pendidikan bisa formal bisa nonformal," kata Etty kepada solotrust.com.
Etty mengatakan bahwa solusi tersebut pernah disampaikan kepada pengurus Yayasan Lentera namun demikian belum ada kesepahaman terkait program home schooling.
"Sudah ada komunikasi, tapi yayasan belum bisa menerimanya," katanya.
Sebelumnya, Puger Mulyono selaku Pengasuh Yayasan Lentera mengatakan, sudah sepekan ini belasan anak tersebut tidak diperbolehkan lagi masuk sekolah.
Puger menuturkan, alasannya karena pihak sekolah didemo oleh wali murid yang takut anaknya tertular. Bahkan wali murid mengancam pihak sekolah untuk mengeluarkan anaknya agar tidak sekolah di tempat tersebut jika tidak mengeluarkan ADHA.
“Alasannya ya itu, karena pihak sekolah didemo sama wali murid, karena mereka khawatir dan takut ,” imbuh Puger. (adr)
(way)