SOLO, solotrust.com - Perjuangan tidak hanya melalui fisik atau senjata namun juga bisa melalui biola dan susunan lagu. Itu adalah pesan yang hadir dalam film berjudul “Wage” yang mulai tayang 9 November 2017 di bioskop-bioskop Indonesia. Bertepatan dengan momen Hari Pahlawan 10 November, film ini menjadi suguhan yang tentunya akan sangat bermakna.
Film yang digarap oleh sutradara John De Rantau ini mengulas tentang biografi pencipta lagu kebangsaan Indonesia “Indonesia Raya”, Wage Rudolf (WR) Soepratman. Film ini dibintangi oleh Rendra Bagus Pamungkas sebagai WR Soepratman, dan Prisia Nasution sebagai Salamah, kekasih dari WR Soepratman.
WR Soepratman lahir di Somongari, Purworejo, 9 Maret 1903 dengan nama lahir Wage. Baru beberapa bulan kemudian ayahnya menambahkan nama Soepratman.
Nama Rudolf ditambahkan ketika ia pergi ke Makassar untuk sekolah di Europese Lagere School, sekolah yang dikhususkan untuk keturunan Eropa. Sejak itulah namanya menjadi Wage Rudolf Soepratman, atau WR Soepratman seperti yang kita kenal.
WR Soepratman sangat lekat dengan biola. Alat musik gesek tersebut digunakannya untuk mengiringi lagu Indonesia Raya yang pertama kali diperdengarkan di Kongres Pemuda kedua yang berlokasi di Gedung Kramat 106 Jakarta, atau yang lebih kita kenal dengan Peristiwa Sumpah Pemuda. Setelah memperdengarkan musik dari gesekan biola itu, hidup WR Soepratman tak lagi tenteram. Gerak-geriknya selalu diawasi dan dibuntuti oleh polisi rahasia Belanda saat itu.
Kendati lagu yang diciptakanya dengan biola tersebut menjadi lagu kebangsaan Indonesia, namun WR Sopratman justru tidak sempat menikmati suasana itu karena beliau meninggal pada 17 Agustus 1938, 10 tahun setelah lagu itu pertama kali diperdengarkan. Kini, biola yang terbuat dari kayu jati Belanda, maple Italia, dan kayu Eboni dari Afrika Selatan itu tersimpan di Musem Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat.
Mengutip dari Instagram pemain WR Soepratman, Rendra Bagus Pamungksa, mengunggah komentar salah satu putri Ir Soekarno yang telah menyaksikan film tersebut
"Bagi saya kalau ada film yang bisa menyentuh batin saya dan sampai meneteskan air mata, berarti itu film bagus. Dan saya berulang kali menangis saat menonton (Wage) - Sukmawati Soekarno Putri,” begitu unggahan yang di-regrann Rendra dari @filmwage.
Meskipun Wage telah tiada, namun jasanya dalam penciptaan lagu Indonesia Raya tetap abadi di hati semua rakyat Indonesia.
(Lin-way)
(Redaksi Solotrust)