SOLO, solotrust.com - Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerakan Milenial Indonesia (GMI) dipusatkan di sebuah hotel di Kota Solo, selama dua hari pada Sabtu (30/3/2019) hingga Minggu (31/3/2019).
Dalam rakornas yang diikuti ratusan pemuda-pemudi dari berbagai daerah itu di-launching platform pemenangan pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga Uno yang diberi nama Pemuda Indonesia Menang.
Platform Pemuda Indonesia Menang ini berlandaskan Tuhan Yang Maha Esa, Persatuan Indonesia, Keadilan Sosial, Kreatif, Kolaboratif dan kepemimpinan yang khidmat dan bijaksana bagi seluruh rakyat Indonesia.
Melalui platform itu, kata Koordinator Nasional GMI, Tarisa Anindita Tutuko, GMI berfokus pada 5 sektor, meliputi sektor politik kebijakan, sektor ekonomi kreatif dan kewirausahaan, sektor pendidikan, sektor pelayanan kesehatan dan sektor lingkungan hidup.
Sejak berdiri pada 1 Oktober 2018 GMI telah aktif di 34 provinsi dan telah memiliki sebanyak 14.900 anggota yang mayoritas merupakan non partisan, menjadi wadah generasi milenial pendukung Paslon 02 untuk memenangkan Prabowo - Sandi melalui strategi dan fokus sesuai platform yang disampaikan oleh politikus muda yang akrab disapa Sasha Tutuko itu.
"GMI adalah wadah gerakan anak muda Indonesia dengan orientasi intelektual, pengembangan diri, aksi nyata dan mandiri memiliki peran dan tanggung jawab untuk perubahan bangsa Indonesia lebih baik. Yang sebelumnya belum bersuara dalam politik, dapat menyuarakan aspirasi politiknya sesuai dengan pandangan setiap individu," kata Sasha
19 hari menuju Pemilu, Sasha berharap, generasi milenial yang tergabung dalam GMI menerapkan strategi door to door untuk semakin meyakinkan suara warga terhadap program Prabowo - Sandi. Bahkan, Sasha telah menyiapkan 15 ribu sample surat suara untuk sosialisasi GMI ke warga di daerah.
"Kami berharap platform gerakan Pemuda Indonesia Menang, dapat menjadi petunjuk strategis bagi seluruh anggota dan pengurus GMI di seluruh provinsi untuk memenangkan Prabowo - Sandi 17 April nanti," ujarnya.
Sementara itu, Dewan Pembina GMI, Budisatrio Djiwandono menambahkan, sudah saatnya generasi milenial bersuara dalam politik. Sehingga suara milenial harus benar-nenar dijaga bagaimana menyalurkan potensi suara anak muda di wilayah.
Pihaknya menargetkan lebih dari 30 persen suara dari kalangan milenial untuk Prabowo - Sandiaga Uno. Sebagaimana suara pemilih pemula digadang-gadang akan menentukan pemenang Pemilu 2019.
"Banyak potensi suara di wilayah untuk Prabowo - Sandi tapi masih takut-takut mendukung 02 secara terbuka, tugas GMI adalah meyakinkan anak muda dan masyarakat luas untuk tidak takut berkampanye untuk 02, 19 hari lagi, kami harapkan terus berkembang, melalui strategi door to door yang kami rasa masih kurang di kami," ucapnya.
Budi menambahkan, besarnya animo anak muda terhadap GMI, tak lepas dari pesan yang kerap disampaikan Prabowo - Sandi karena dianggap sesuai dengan apa yang diinginkan dan dirasakan anak muda.
"Sulitnya mendapat lapangan kerja, harga sembako mahal, isu itulah yang kemudian membuat Prabowo - Sandi menitikberatkan program entrepreneurship seperti melalui rumah siap kerja yang akan menampung anak muda yang ingin mencari pekerjaan dengan pelatihan hingga akses permodalan," imbuh Budi.
Usai gelaran rakornas sore ini, acara GMI di Solo dilanjutkan dengan nonton bareng debat terbuka keempat pemilihan presiden 2019. Keesokan harinya digelar acara talkshow dengan menghadirkan narasumber tokoh-tokoh penting yang kontribusinya tidak diragukan lagi untuk Prabowo - Sandi.
Diantaranya adalah Politisi Partai Gerindra yang juga anggota DPR RI Budisatrio Djiwandono, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasiobal Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak. Lalu, Wakil Ketua BPN sekaligus Sekjen PAN Eddy Soeparno, dan Prasetyo Hadi yang merupakan Direktur Saksi BPN Prabowo-Sandi. (adr)
(wd)
